Penurunan Laju Tanah di Semarang Utara hingga 9 cm per tahun: Badan Geologi Lakukan Upaya Pencegahan

Rabu, 1 Maret 2017 - Dibaca 5989 kali

SEMARANG - Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meninjau langsung kondisi daerah Land Subsidence pada Rabu (1/3) di daerah Genuk, Semarang Utara. Land Subsidence atau penurunan muka tanah merupakan suatu proses gerakan penurunan muka tanah yang diakibatkan oleh berbagai variabel tertentu. "Penurunan muka tanah daerah ini memiliki karakter yang hampir sama dengan daerah Jakarta Utara," kata Kepala Badan Geologi, Ego Syahrial.

Berdasarkan hasil kajian amblesan tanah yang dilakukan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM, kecepatan penurunan muka tanah cukup tinggi terutama di wilayah Semarang bagian utara yang berkisar 7 cm sampai dengan 9 cm per tahun. Sampai saat ini fenomena amblesan masih terjadi. Hal ini diindikasikan dengan semakin meluasnya genangan banjir, baik disebabkan hujan, banjir rob (banjir karena air laut pasang) maupun karena gabungan kedua kejadian tersebut.

"Pemerintah sudah mengupayakan berbagai cara pengendalian dan pencegahan terjadinya gejala amblesan, diantaranya pengendalian pengambilan air tanah berdasarkan kondisi zona konservasi air tanah," ungkap Ego. Umumnya daerah yang mengalami amblesan yang cukup tinggi adalah daerah dengan zona konservasi air tanah kritis dan rusak sehingga pada daerah tersebut tidak diberikan lagi izin baru untuk pengusahaan air tanah.

Namun masih perlu upaya pemantauan dan pengawasan terutama pada titik sumur bor ilegal pada daerah zona konservasi yang kritis dan rusak. Hal ini berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan air bagi wilayah tersebut yang harus secepatnya diatasi dengan sumber air bersih selain air tanah beserta jaringannya.

"Amblesan tanah dapat menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan dan menggangu aktivitas perekonomian. Isu ini harus menjadi concern kita bersama," tutup, Ego Syahrial. (IW)

Bagikan Ini!