Wamen ESDM Dukung Pertamina Kelola Lapangan Migas di Iran
Rabu, 1 Maret 2017 - Dibaca 1891 kali
TEHRAN - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution didampingi Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, menyampaikan dukungan terhadap rencana PT Pertamina (Persero) untuk mengelola dua lapangan minyak dan gas (migas) di Iran, yaitu Ab-Teymour dan Mansuri. Kedua lapangan tersebut masing-masing memiliki potensi cadangan terbukti lebih dari 1,5 milyar barel.
Dukungan tersebut diberikan saat Darmin dan Arcandra menyaksikan secara langsung penyerahan proposal pengembangan dua lapangan minyak oleh PT Pertamina kepada National Iranian Oil Company (NIOC), di Tehran, Iran, Senin (27/2). Penyerahan proposal ini juga disaksikan oleh Menteri Perminyakan Iran, Bijan Namdar Zangeneh
Darmin Nasution menyampaikan bahwa dirinya yakin dengan kemampuan Pertamina dalam mengelola dua lapangan migas di Iran dan mengembangkan produksi hingga lebih dari 400 ribu barel di kedua lapangan. "Kami percaya dengan teknologi, pengalaman sumber daya manusia yang dimiliki oleh Pertamina akan mampu mengembangkan produksi hingga lebih dari 200 ribu barel per hari pada masing-masing lapangan," ungkap Darmin.
Senada dengan Darmin, Arcandra juga mengungkapkan bahwa Kementerian ESDM akan mendukung langkah-langkah yang diajukan oleh NIOC dalam penunjukkan Pertamina sebagai pengelola kedua lapangan tersebut. "Kami sangat menghargai bila NIOC dapat menunjuk langsung Pertamina sebagai pengelola atau operator dari kedua lapangan tersebut," ungkap Arcandra kepada Zanganeh. Kementerian ESDM, lanjutnya, akan mendukung dan mengikuti langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh NIOC sehingga proses tersebut berjalan dengan baik.
Sebagai bagian dari rencana tersebut, Pemerintah Indonesia juga mendukung rencana Pertamina membeli Iranian Light Crude Oil. Tidak hanya itu, Pemerintah juga membuka kesempatan kepada pihak Iran berinvestasi di refinery. "Kami membuka kesempatan kepada Iran untuk berinvestasi di beberapa refinery yang sedang kami bangun untuk menambah kapasitas menjadi 2,2 juta barel di 2024," tambah Arcandra.
Menteri Perminyakan Iran, Bijan Namdar Zangeneh menyatakan ketertarikannya bekerja sama dengan Indonesia. "Tidak perlu diragukan bahwa Iran sangat ingin bekerja sama dengan Indonesia," tegas Zangeneh. Ia melanjutkan untuk meminta NIOC segera menyelesaikan proses pengajuan proposal dari Pertamina.
Sebagaimana diketahui, kunjungan ke Iran kali ini adalah sebagai tindak lanjut Kunjungan Kenegaraan Presiden RI ke Tehran pada 13 - 14 Desember 2016 lalu. Salah satu prioritas kerja sama di bidang energi yang perlu segera direalisasikan adalah kerja sama di bidang hulu migas antara Pertamina dan NIOC.
Pengembangan bisnis hulu migas sendiri sebagai satu upaya meningkatkan produksi minyak mentah Pertamina. Diperkirakan produksi minyak mentah meningkat hingga 700 ribu barel per hari. "Kedua lapangan di Iran memiliki potensi yang menjanjikan. Rencana ini sudah sejalan dengan strategi meningkatkan ketahanan dalam negeri," tegas Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam. (YA/NA)
Dukungan tersebut diberikan saat Darmin dan Arcandra menyaksikan secara langsung penyerahan proposal pengembangan dua lapangan minyak oleh PT Pertamina kepada National Iranian Oil Company (NIOC), di Tehran, Iran, Senin (27/2). Penyerahan proposal ini juga disaksikan oleh Menteri Perminyakan Iran, Bijan Namdar Zangeneh
Darmin Nasution menyampaikan bahwa dirinya yakin dengan kemampuan Pertamina dalam mengelola dua lapangan migas di Iran dan mengembangkan produksi hingga lebih dari 400 ribu barel di kedua lapangan. "Kami percaya dengan teknologi, pengalaman sumber daya manusia yang dimiliki oleh Pertamina akan mampu mengembangkan produksi hingga lebih dari 200 ribu barel per hari pada masing-masing lapangan," ungkap Darmin.
Senada dengan Darmin, Arcandra juga mengungkapkan bahwa Kementerian ESDM akan mendukung langkah-langkah yang diajukan oleh NIOC dalam penunjukkan Pertamina sebagai pengelola kedua lapangan tersebut. "Kami sangat menghargai bila NIOC dapat menunjuk langsung Pertamina sebagai pengelola atau operator dari kedua lapangan tersebut," ungkap Arcandra kepada Zanganeh. Kementerian ESDM, lanjutnya, akan mendukung dan mengikuti langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh NIOC sehingga proses tersebut berjalan dengan baik.
Sebagai bagian dari rencana tersebut, Pemerintah Indonesia juga mendukung rencana Pertamina membeli Iranian Light Crude Oil. Tidak hanya itu, Pemerintah juga membuka kesempatan kepada pihak Iran berinvestasi di refinery. "Kami membuka kesempatan kepada Iran untuk berinvestasi di beberapa refinery yang sedang kami bangun untuk menambah kapasitas menjadi 2,2 juta barel di 2024," tambah Arcandra.
Menteri Perminyakan Iran, Bijan Namdar Zangeneh menyatakan ketertarikannya bekerja sama dengan Indonesia. "Tidak perlu diragukan bahwa Iran sangat ingin bekerja sama dengan Indonesia," tegas Zangeneh. Ia melanjutkan untuk meminta NIOC segera menyelesaikan proses pengajuan proposal dari Pertamina.
Sebagaimana diketahui, kunjungan ke Iran kali ini adalah sebagai tindak lanjut Kunjungan Kenegaraan Presiden RI ke Tehran pada 13 - 14 Desember 2016 lalu. Salah satu prioritas kerja sama di bidang energi yang perlu segera direalisasikan adalah kerja sama di bidang hulu migas antara Pertamina dan NIOC.
Pengembangan bisnis hulu migas sendiri sebagai satu upaya meningkatkan produksi minyak mentah Pertamina. Diperkirakan produksi minyak mentah meningkat hingga 700 ribu barel per hari. "Kedua lapangan di Iran memiliki potensi yang menjanjikan. Rencana ini sudah sejalan dengan strategi meningkatkan ketahanan dalam negeri," tegas Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam. (YA/NA)
Bagikan Ini!