Gunungapi Dukono, Gunungapi Teraktif Di Indonesia (Catatan Perjalanan)

Tuesday, 16 May 2017 - Dibaca 3957 kali

HALMAHERA UTARA - Bukanlah pekerjaan yang mudah untuk mencapai tujuan kami kali ini beserta rombongan Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral menuju Pos Pengamatan Gunungapi Dukono. Setelah menempuh penerbangan sejak pukul 01:40 WIB hingga pukul 07:25 WIT, perjalanan dilanjutkan menggunakan perahu boat dari Pelabuhan Ternate ke Sofifi selama 1,5 jam dan dilanjutkan perjalanan darat dari Sofifi ke Pos Pengamatan Gunungapi Dukono selama 5 jam menggunakan mobil. Dapat dibayangkan perjalanan untuk melakukan inspeksi kesiapan sistem pemantauan Gunungapi Dukono oleh Petugas Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Dukono tidak biasa dan cukup melelahkan.

Perjalanan yang tidak biasa bagi kami ini, terobati ketika akhirnya kami sampai di lokasi Pos PGA Dukono di di Desa Mamuya, Kecamatan Galela sekitar 12 kilometer di sebelah Utara kawah Dukono. Wajar jika akhirnya saat kami tiba mereka yang menyambut kami mengatakan, baru kali ini Kepala Badan Geologi dan Kepala Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi berkunjung kemari.

Di Pos PGA Gunungapi Dukono inilah aktivitas salah satu gunungapi teraktif di Indonesia dipantau dan diawasi 24 jam oleh petugas pengawas gunungapi Kementerian ESDM. Pos PGA Gunungapi Dukono saat ini telah dilengkapi dengan peralatan pemantau analog maupun digital berupa seismometer (alat perekam gempa) dan tiltmeter (alat pengukur perubahan kemiringan). Dari peralatan ini, secara bergantian, 3 (tiga) orang pengamat Gunungapi Dukono melakukan pemantauan menerus, analisis data dan pelaporan rutin maupun koordinasi secara berkala dengan pihak-pihak terkait letusan Dukono.

Ketiga pegawai negeri sipil berdedikasi tinggi tersebut hidup jauh dari keramaian, kehidupan yang sederhana dan apa adanya tidak menjadi soal buat mereka, yang utama bagi mereka adalah bagaimana mereka dapat bermanfaat bagi masyarakat dengan menginformasikan aktivitas vulkanik Gunungapi Dukono dan dari ketiga orang inilah diserahkan tanggung jawab besar tersebut. Saya memberikan apresiasi kepada mereka. Para pengamat yang bekerja nun jauh disana dan dedikasinya yang tinggi melaporkan letusan yang sangat diacu oleh dunia penerbangan.

c-ego%20Dukono1.jpg

Dampak letusan Gunungapi Dukono terhadap masyarakat di sekitarnya masih relatif rendah selama masyarakat mematuhi rekomendasi di atas. Namun berbeda dengan di darat, dampak letusan Dukono di udara termasuk sangat membahayakan bagi keselamatan penerbangan yang melewati wilayah tersebut. Hal ini dikarenakan abu vulkanik produk letusan gunungapi dapat mengakibatkan matinya mesin pesawat, seperti halnya yang pernah terjadi pada tahun 1982 dimana pesawat British Airways 747 mengalami mati mesin ketika melewati wilayah udara Indonesia akibat abu vulkanik produk letusan Gunungapi Galunggung di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kejadian tersebut kemudian menginspirasi lahirnya Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) di tahun 1990. Sejak saat itu, aktivitas letusan gunungapi menjadi perhatian yang besar dan kejadian-kejadian letusan dilaporkan untuk menjadi peringatan dini bagi penerbangan sehingga risiko kecelakaan penerbangan dapat diminimalisir.

c-ego%20Dukono2.jpg

Informasi mengenai abu vulkanik produk aktivitas gunungapi Indonesia yang berpotensi membahayakan keselamatan penerbangan disampaikan melalui email VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) dengan menggunakan aplikasi MAGMA Indonesia (http://magma.vsi.esdm.go.id) ke stakeholders nasional maupun internasional seperti, Dirjen Perhubungan Udara-Kemenhub, BMKG, Air Nav, Air Traffic Control, Airlines, VAAC Darwin dan VAAC Tokyo.

Usai melakukan inspeksi kesiapan sistem pemantauan Gunungapi Dukono, kami beristirahat untuk mempersiapkan perjalanan selanjutnya menuju pos PGA Gunungapi Ibu dan Gamkonora yang juga masih di Pulau Halmahera, tepatnya di Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara.

Pagi-pagi saya beserta rombongan bergegas menuju lokasi PGA Gunungapi Ibu dan Gamkonora untuk tujuan yang sama. Tiba dilokasi kami diterima oleh masing-masing petugas pengawas gunungapi Ibu dan Gunungapi Gamkonora.

Kunjungan kerja ke pengawas-pengawas gunungapi yang umumnya jauh dipedalaman dilakukan untuk meningkatkan fungsi koordinasi di antara Badan Geologi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Utara sekaligus melakukan sosialisasi kepada wartawan media cetak, on-line maupun televisi tentang aktivitas dan potensi bahaya letusan. Hasil yang diharapkan dari kunjungan kerja ini adalah meningkatnya kapasitas mitigasi bencana letusan Gunungapi di Halmagera sehingga berkontribusi dalam pengurangan risiko bencana.

Halmahera Utara, 14 Mei 2015

Ego Syahrial