Capaian Ditjen Ketenagalistrikan 2018: Rasio Elektrifikasi Lampaui Target, Tarif Listrik Tetap, Susut Jaringan Membaik

Thursday, 10 January 2019 - Dibaca 1975 kali

Rasio Elektrifikasi (RE) di akhir tahun 2018 telah mencapai 98,30%. Angka ini melebihi target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), yakni 97,5% di akhir 2019. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Andy N. Sommeng menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers, Kamis (10/1), di Gedung Ditjen Gatrik, Jakarta. Andy didampingi oleh pejabat eselon II di lingkungan Ditjen Ketenagalistrikan saat menyampaikan capaian kinerja Ditjen Ketenagalistrikan 2018 dan rencana kerja 2019.

"Target 2019, yakni bisa menuntaskan RE hingga mendekati 100%, yakni 99,9%," ujar Andy. Ia menuturkan prioritas pemerintah adalah daerah-daerah dengan RE rendah seperti Nusa Tenggara Timur yang RE-nya masih 61,90%. "Kita kebut lagi jaringan distribusinya apakah off grid atau on grid. Yang on grid itu artinya masuk jaringan (PLN), kalau off grid bisa dengan LTSHE (lampu tenaga surya hemat energi-red)," kata Andy menambahkan. Pemerintah berkomitmen terus melakukan peningkatan aksesibilitas listrik kepada masyarakat dengan memperluas penyambungan listrik untuk rumah tangga.

Dalam upaya menciptakan tarif listrik yang terjangkau kepada masyarakat, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menetapkan bahwa tarif tenaga listrik tidak mengalami kenaikan sampai dengan triwulan I tahun 2019, dan diharapkan tarif tetap terjaga hingga akhir tahun. Andy meluruskan bahwa tarif listrik yang tetap ini tidak ada kaitannya dengan kondisi politik saat ini.

"Kenapa kita jaga listrik agar affordable (terjangkau)? Untuk menjaga daya beli masyarakat, itu yang pertama. Yang kedua, supaya ada penarik untuk investor agar datang ke Indonesia menanamkan investasinya. Bangun pabriknya dalam negeri karena listriknya murah, affordable. Kalau enggak, kalah dengan Vietnam. Begitu mereka bangun di dalam negeri, produksi-produksi kita akan semakin kompetitif dengan negara-negara lain," Andy menjelaskan.

Realisasi susut jaringan listrik sampai akhir 2018 sebesar 9,60%. Ini lebih baik dari tahun sebelumnya, yakni 9,75%. Untuk tahun ini, susut jaringan ditargetkan 9,40%. "Untuk susut jaringan kita sudah menyusun roadmap hingga 2024. Tentu saja, semakin menurun," ujar Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Hendra Iswahyudi.

Terkait dengan pelaksanaan Program 35.000 MW, kemajuan yang dicapai dari program tersebut sampai dengan akhir tahun 2018 adalah 2.899 MW yang sudah Commercial Operation Date (COD), 18.207 MW konstruksi, 11.467 MW untuk Power Purchase Agreement (PPA) yang belum konstruksi, 1.683 MW pengadaan, dan 954 MW perencanaan. (AMH)