30 Industri Kecil Menengah Lirik Pesona Tusina Baraseger

Tuesday, 10 July 2018 - Dibaca 2069 kali

JAKARTA - Masih tingginya biaya energi, waktu produksi lebih lama hingga kapasitas rendah acap kali menjadi permasalahan utama bagi industri kecil dan menengah (IKM) dalam menjaga daya saing usahanya. Berangkat dari persolaan tersebut, tim inovator dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Puslitbang tekMIRA) Kementerian ESDM mengembangkan Tusina Baraseger (Tungku Siklon Sederhana Batubara dan Sumber Energi Terbarukan).

Kini, teknologi hemat energi yang dihasilkan Tusina Baraseger membuahkan hasil. Sebanyak 30 industri kecil menengah terkesima dan siap mengaplikasikan teknologi tersebut untuk meningkatkan produktivitas pada industri kecil menengah.

"Kita sudah kerja sama dengan 30 IKM dari hasil survei 2016," jelas salah satu inovator Tusina Baraseger, M. Ade Adriansyah Efendi saat Penjurian Top 99 Inovasi Pelayanan Publik di Gedung Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Jakarta, Selasa (7/10).

Sistem kerja Tusina Baraseger tergolong sederhana. Bahan bakarnya cukup di tuang di hopper (bejana penampungan), kemudian dihembuskan oleh blower ke tungku. Bahan bakarnya juga relatif murah dan mudah lantaran mengombinasikan batubara dan biomassa yang ada di sektar IKM seperti serbuk gergaji, sekam padi, serasah (sampah-sampah organik yang berupa tumpukan dedaunan/ranting kering dan sisa vegetasi lain), dan sebagainya sehingga menurunkan biaya produksi.

"Kelebihan utamanya adalah kita bisa menggunakan potensi biomassa yang ada. Selain itu, efisiensi yang dihasilkan cukup tinggi karena dinding quartz menyimpan panas. Jadi, energi panas yang hilang (heat loss) pun kecil," imbuh Ade.

Optimalisasi sumber energi baru terbarukan menjadi prioritas utama bagi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM, F.X. Sutijastoto. Menurutnya, keberadaan Tusina Baraseger ini setidaknya meminimalisir tingginya ketergantungan penggunaan energi fosil dalam proses pembakaran produksi di IKM. "Hadirnya teknologi ini menjawab kebijakan sektor ESDM untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak. Apalagi industri kecil menengah masih banyak menggunakan BBM," tandas Sutijastoto.

Untuk diketahui, Tusiana Baraseger sendiri dikembangkan sejak tahun 2013 oleh tim peneliti tekMIRA dan hak patennya telah didaftarkan dengan nama Pembakar Siklon Tanpa Perak nomor P00201709143.

Penulis: Naufal Azizi

Share This!