Buka IndoEBTKE ConEx dan BCEF, Menteri ESDM Dorong Pengembangan EBT Lebih Kompetitif dan Terjangkau

Wednesday, 13 September 2017 - Dibaca 2370 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 00122.Pers/04/SJI/2017

Tanggal: 13 September 2017


Buka IndoEBTKE ConEx dan BCEF, Menteri ESDM Dorong Pengembangan EBT Lebih Kompetitif dan Terjangkau


Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, hari ini Rabu (13/9) membuka secara resmi gelaran acara IndoEBTKE ConEx 2017 in conjunction with Bali Clean Energy Forum (BCEF) 2017. Acara ini akan diselenggarakan 13 -15 September 2017 di Balai Kartini Jakarta.

Dalam sambutannya Menteri Jonan menjelaskan, acara ini sejalan dengan upaya Pemerintah untuk mengedepankan energi baru, terbarukan,dan konservasi energi (EBTKE) sebagai sumber energi masa depan. "Pemerintah sepakat bauran energi harus tercapai dengan catatan pemenuhan keekonomian harus terjangkau. Saya yakin kedepannya harga EBT akan kompetitif," ujar Jonan di hadapan peserta dari kalangan pemerintah, industriawan, asosiasi, peneliti, akademisi, pelajar dan masyarakat umum baik dari dalam negeri maupun luar negeri tersebut.

Pemerintah mentargetkan pada Tahun 2025, bauran energi yang berasal dari sumber energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23%. Terhadap komitmen tersebut, kata Jonan, Pemerintah konsisten untuk terus memaksimalkan pemanfaatan EBT yang ekonomis. "Selama 10 bulan saya disini (Kementerian ESDM), sudah 700 MW (PPA) ditandatangani untuk pembangkit EBT," jelasnya.

Lebih lanjut Jonan menceritakan, pernah ada penawaran pembangunan pembangkit listrik tenaga arus laut di Selat Larantuka, Nusa Tenggara Timur. "Saya tanya harganya berapa, kalau USD 16 sen/kWh silahkan pulang lagi aja. Kalau (harganya) dibawah USD 10 sen/kWh kita bisa diskusi, coba dicek secara teknis dan teknologi, dan ternyata hari Selasa kemarin (12/9) mereka balik dan menawarkan kembali dengan harga USD 7,18 sen/kWh. Nah, kalau (harga) USD 7,18 sen/kWh untuk 25 MW saya jamin PLN akan beli," terang Jonan.

Diakui Jonan, pada tahun 2017 ini Pemerintah memang sedang gencar meningkatkan akses energi dan keadalan pasokan diseluruh pelosok nusantara, baik berupa peningkatan rasio elektrifikasi dan peningkatan kapasitas energi di sektor EBT. "Arahan Presiden Joko Widodo ada 3 hal yang harus dipenuhi, yaitu ketersediaan listrik, distribusi dan harga terjangkau," jelas Jonan.

Jonan menambahkan, guna mendorong penggunaan energi bersih, Pemerintah tidak pernah mengurangi komitmennya dalam pengembangan EBT, sesuai dengan komitmen Presiden pada COP 21 di Paris. Untuk itu, dalam penyelenggaraan tahun ini, IndoEBTKE ConEx in conjunction with Bali Clean Energy Forum (BCEF) mengambil tema "Renewable Energy is a Solution for Energy Security and Paris Agreement".

Selain itu, pada acara ini ditandatangani juga beberapa kesepakatan terkait pengembangan EBTKE, yaitu:

  1. Penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama antara Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi dengan Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia tentang Solar Fotovoltaik pada Atap Bangunan Baru Perumahan;
  2. Penandatanganan Kerjasama Pendanaan untuk Pengembangan Wilayah Kerja Panasbumi (WKP) antara PT. PLN (Persero) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) tentang Kerja Sama Pengembangan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP);
  3. Kerjasama Riset, Pengembangan dan Pemanfaatan Sumber Daya Panas Bumi antara Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi Bandung, Trisakti, PT PLN (Persero), dan PT Geodipa Energi (Persero);
  4. Penandatangan kerjasama antara Balitbang Kementerian ESDM dengan China National Petroleum Corporation tentang Percepatan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral di Indonesia.

IndoEBTKE ConEx merupakan acara rutin setiap tahun yang diselenggarakan Direktorat Jenderal EBTKE bersama dengan Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) dan telah dimulai sejak tahun 2012 yang bertujuan untuk mensinergikan pemikiran dan tindakan seluruh pemangku kepentingan energi baru, terbarukan dan konservasi energi dalam membangun ketahanan energi nasional. Sementara BCEF merupakan pertemuan berbagai pemangku kepentingan di tingkat nasional dan internasional untuk berdiskusi dan mencari solusi mengenai percepatan pengembangan energi bersih. BCEF pertama diselenggarakan pada tanggal 11-12 Februari 2016 di Bali oleh Kementerian ESDM yang dikoordinasikan bersama antara Balitbang ESDM dengan International Energy Agency (IEA).

Pelaksanaan IndoEBTKE ConEx in conjunction with BCEF 2017 meliputi kegiatan seminar dan pameran selama tiga hari penuh, dimana BCEF masuk dalam agenda Plenary Session I hari pertama dan Plenary Session 4 hari kedua. Sementara pelaksanaan pada hari ketiga merupakan kombinasi antara seminar, training, dan bilateral meeting business-to-business.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan

Informasi Publik dan Kerja Sama

Dadan Kusdiana

Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama

Dadan Kusdiana (08121002705)

Ikuti linimasa kami di:

Facebook: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Twitter: @KementerianESDM

Instagram: @kesdm

Share This!