Target Pengembangan Biofuel Optimis Tercapai

Tuesday, 23 October 2007 - Dibaca 5280 kali

'Saat ini kapasitas terpasang pabrik bifuel sudah lebih besar dari kebutuhan. Jadi belum perlu impor,' ujar Evita H Legowo yang juga Staf Ahli Menteri ESDM bidang Teknologi dan Pengembangan SDM itu kepada wartawan Senin petang (22/10) saat mendampingi Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengadakan keterangan pers di Jakarta.

Diuraikan saat ini kapasitas terpasang pabrik bioethanol sudah sebesar 82 ribu kilo liter per hari. Sedang untuk pabrik biodiesel sebesar 520 ribu kilo liter per hari. Produksi pabrik-pabrik tersebut saat ini sudah melampaui kebutuhan untuk memproduksi produk biofeul, baik bio ethanol maupun bio diesel, yang diserap pasar.

Sedang menurut Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN) membutuhkan penanganan komprehensip serta lintas sektoral. Pada sisi hulu, saat ini sudah tersedia lahan sekitar 4 juta hektar dari target 5,2 juta hektar. Penanganannya melibatkan sektor pertanian dan kehutanan.

'Lahan seluas itu ada yang cocok untuk Jarak Pagar, Kelapa Sawit, Tebu maupun Singkong yang akan menjadi bahan baku produk biofuel,' ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro. Penanganan dan pengembangan melibatkan sektor pertanian dan kehutanan serta sektor terkait lainnya.

Selanjutnya untuk pengembangan sarana produksi berupa pengembangan pabrik pengolahan saat ini sudah mendapat respon positif kalangan pengusaha dan melibatkan sektor perindustrian. 'Di ujungnya, terutama untuk pengaturan harga dan regulasi akan dilakukan oleh sektor ESDM,' ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro.

Baik Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro maupun Wakil Ketua Timnas Pengembangan BBN Evita H Legowo optimis target pengembangan biofuel bisa tercapai. Angka 5 % porsi BBN pada kebutuhan Bahan Bakar Minyak di tahun 2025 rasanya bisa dipenuhi.

Share This!