Pemerintah Optimis Lifting Gas Meningkat Tahun 2019

Tuesday, 18 September 2018 - Dibaca 1402 kali

Jakarta, Pemerintah berkeyakinan lifting gas bumi akan mengalami peningkatan pada tahun 2019, hingga mencapai 1.250.000 barel setara minyak per hari. Pada tahun 2018, lifting gas bumi ditetapkan 1.200.000 barel setara minyak per hari.

Penambahan lifting gas ini, antara lain berasal dari lapangan yang dikelola BP Tangguh, Genting Oil serta ENI yang mengelola Lapangan Jangkrik dan Merakes serta lapangan-lapangan kecil lainnya.

"Memang dari 10 discovery yang kita temui akhir-akhir ini, 9 diantaranya gas bumi. Kami optimis tahun 2019, lifting gas akan meningkat," ungkap Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR, Selasa (18/9).

Berdasarkan data Kementerian ESDM, proyeksi lifting gas bumi tahun 2019 terutama berasal dari 12 KKKS yaitu BP Berau Ltd (Tangguh) sebesar 187.500 barel setara minyak per hari, Pertamina Hulu Mahakam sebesar 196.429 barel setara minyak per hari, ConocoPhillips (Grissik) Ltd sebesar 144.643 barel setara minyak per hari, PT Pertamina EP sebesar 144.643 barel setara minyak per hari, ENI Muara Bakau 115.179 barel setara minyak per hari, JOB PN-Medco Tomori Sulawesi Ltd sebesar 53.571 barel setara minyak per hari, Premier Oil Indonesia sebesar 39.286 barel setara minyak per hari, Kangean Energi Indonesia sebesar 35.714 barel setara minyak per hari.

Selain itu, Medco E&P Natuna 29.464 barel setara minyak per hari, Petrochina Intl. Jabung Ltd 28.750 barel setara minyak per hari, Pertamina Hulu Energi WMO sebesar 23.036 barel setara minyak per hari, Vico Indonesia 10.883 barel setara minyak per hari. Ditambah produksi KKKS lainnya sebesar 240.893 barel setara minyak per hari.

Sementara itu mengenai lifting minyak bumi tahun 2019, Dirjen Migas menjelaskan, sempat terjadi perdebatan antara Pemerintah dengan Komisi VII DPR ketika membahas masalah ini. DPR menginginkan agar lifting minyak bumi lebih dari yang tertera dalam Nota Keuangan Presiden RI tanggal 16 Agustus 2018 sebesar 750.000 barel per hari.

"Dalam perdebatan itu, Komisi VII DPR menginginkan angka yang lebih besar dari 750.000 barel per hari. Kita melihat outlook untuk tahun 2018 yaitu 775.000 barel per hari. Seperti kita tahu lapangan minyak di Indonesia itu banyak sekali yang sudah berproduksi, mature. Sudah berproduksi sejak 50 tahun lalu di Chevron. Tetap memang kita berharap ada (lapangan) Banyu Urip yang pada akhir tahun ini akan dipasang cooler yang akan bisa meningkatkan produksi sampai dengan 10.000 barel per hari," papar Djoko.

Setelah melalui diskusi panjang, disepakati lifting minyak tahun 2019 sebesar 775.000 barel per hari. (TW)