Kebagian Konkit, Kakek Soemarno Gembira Dapat Biayai Sekolah Cucu

Jumat, 13 April 2018 - Dibaca 1734 kali

Cilacap, Matahari mulai bergeser ke arah barat, ketika satu per satu perahu kecil ditambatkan di pinggir sungai, tak jauh dari pemukiman penduduk. Mereka adalah nelayan di Desa Sidamukti, Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, yang menerima paket perdana pembagian konverter kit (konkit) BBM ke LPG bagi kapal perikanan untuk nelayan kecil tahun 2017.

"Kami setiap hari begini. Dari pagi menangkap ikan, hasil tangkapan langsung diantar ke pengepul," aku Soetarjo Pedro (59) dan Soemarno (78), dua dari puluhan nelayan di desa itu. Dari pengepul, ikan hasil tangkapan akan dibeli oleh pedagang ikan eceran yang nantinya akan menjual lagi di pasar atau keliling kampung.

Meski usianya tidak muda lagi, kedua nelayan tersebut hingga kini masih aktif melaut. "Saya sudah mencari ikan sejak kecil. Seumur hidup saya jadi nelayan," kata Soemarno yang terlihat amat sehat di usianya yang hampir 80 tahun. Soemarno dan tetangga-tetangganya setiap hari mencari ikan di kawasan Laguna Segara Anakan dekat Pulau Nusakambangan.

Kehidupan nelayan di Desa Sidamukti ini sedikit demi sedikit mengalami perubahan setelah mendapat bantuan paket konkit BBM ke LPG untuk nelayan kecil. Ekonomi mereka membaik karena biaya yang harus dikeluarkan untuk melaut menjadi murah. Dituturkan Soemarno, setiap minggu rata-rata dia dapat menghemat Rp 100.000, setelah menggunakan konkit berbahan bakar LPG.

"Perbandingan biayanya, satu tabung LPG sama dengan 5 liter BBM. Itu kalau kita melaut dengan melawan angin. Kalau kita melaut ikut arah angin, lebih hemat lagi. Perbandingannya satu tabung sama dengan 7 liter BBM," paparnya.

Jika dihitung, satu tabung LPG 3 kg dibeli Soemarno seharga Rp 17.000 hingga Rp 19.000. Sedangkan BBM dibeli seharga Rp 10.000 per liter. Tiap minggunya, dibutuhkan 2 tabung LPG seharga Rp 34.000 hingga Rp 38.000 atau 10-14 liter BBM seharga Rp 100.000 hingga Rp 140.000. Jadi penghematannya sekitar Rp 66.000 hingga Rp 100.000 per minggunya. Jumlah yang tidak sedikit bagi mereka.

"Adoh (jauh) banget beda (biaya) pakai LPG dengan bensin. Mesin (konkit) membantu banget. Kalau bisa ditambah lagi karena banyak teman yang belum dapat," kata Soemarno.

Uang yang diperoleh dari penghematan itu, digunakan Soemarno untuk membantu membiayai sekolah cucu-cucunya. Dia ingin agar mereka dapat mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Saat ini, sebagian besar tetangganya berpendidikan rendah karena ketiadaan biaya sekolah. "Ada yang cuma lulus SD, SMP. Tapi ada juga yang sampai SMA. Kebanyakan putus sekolah karena nggak ada uang," paparnya.

Dengan taraf pendidikan yang lebih tinggi, Soemarno yakin anak-anak nelayan dapat hidup lebih baik. Karena itu, ia sangat mendukung program pembagian konkit untuk nelayan kecil ini. "Terima kasih atas bantuan Pemerintah," ucapnya penuh syukur.

Kabupaten Cilacap telah dua kali mendapat manfaat program pembagian konkit untuk nelayan kecil. Pada tahun 2016, Kabupaten Cilacap kebagian 902 unit. Sedangkan pada 2017, bertambah menjadi 2005 unit.

Paket perdana konverter kit yang dibagikan terdiri dari mesin penggerak berbahan bakar bensin, tabung LPG 2 unit beserta isinya, konverter kit berikut aksesorisnya (reducer, regulator, mixer, dll) serta as panjang dan baling-baling.

Pembagian konkit untuk nelayan sejalan dengan semangat Nawacita Presiden Joko Widodo, selain Program BBM Satu Harga, Konversi BBM ke LPG untuk nelayan ini juga bertujuan sebagai solusi penyediaan energi alternatif ramah lingkungan, mengurangi emisi gas karbon monoksida/gas buang, mengurangi kerusakan terumbu karang dan membantu mengelola ekonomi masyarakat nelayan menjadi lebih sejahtera.

Kriteria penerima adalah nelayan pemilik kapal dengan berat di bawah 5 GT, kapal berbahan bakar bensin, daya mesin kurang dari 13 HP, jenis alat tangkap yang ramah lingkungan serta belum pernah menerima bantuan sejenis.

Kementerian ESDM c.q. Ditjen Migas menugaskan PT Pertamina (Persero) untuk melaksanakan program penyediaan, pendistribusian dan pemasangan Paket Perdana LPG untuk kapal perikanan bagi nelayan kecil di berbagai daerah seluruh Indonesia sejak tahun 2016. Realisasi hingga tahun 2017. telah dibagikan sebanyak 22.554 unit di 38 kabupaten/kota. (TW)