Colaborative Support

Mendorong Pemerintah Berbasis Pendekatan Kolaboratif dalam Era Informasi

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) meraih 4 penghargaan untuk Kategori III Gelar Inovasi Pelayanan Publik 2016: "Mendorong Pemerintah Berbasis Pendekatan Kolaboratif dalam Era Informasi" sebagai berikut.

1. Juara I Minerba One Map Indonesia (MOMI)

Sejak tahun 2011, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) telah melakukan inisiasi penyatuan basis data peta perizinan dan lainnya yang dapat diakses oleh siapapun yang berkepentingan dan di manapun berada. Dari geodatabase ini dibuat layanan peta untuk dimanfaatkan oleh pemerintah daerah di seluruh Indonesia melalui aplikasi Sistem Informasi Wilayah Pertambangan yang dinamakan Minerba One Map Indonesia (MOMI), sehingga lebih mempermudah daerah dalam memantau dan melaporkan izin usaha pertambangan (IUP) di daerah masing-masing.

Bagi Kementerian ESDM, MOMI dapat digunakan untuk melakukan analisis kewilayahan seperti tumpang tindih data, memantau data terkait wilayah pertambangan, dan kolaborasi data dengan berbagai instansi.

Aplikasi MOMI yang konkrit dilaksanakan pada kegiatan sehari-hari adalah sebagai berikut:

  1. Pengecekan basis data IUP yang mengajukan perizinan ke Ditjen Minerba
  2. Pengecekan basis data IUP oleh pemerintah daerah yang terdata dalam pusat
  3. Bahan pembinaan dan pengawasan Pemda kepada perusahaan terutama terkait data-data teknis
  4. Integrasi data IUP dengan NPWP untuk mengetahui identitas perusahaan dengan NPWP yang benar

Dampak yang dihasilkan secara nyata dari inovasi ini adalah:

  1. Mempercepat proses evaluasi perizinan pertambangan minerba
  2. Pendataan wilayah pertambangan lebih cepat dan efisien
  3. Sistem informasi pertambangan online dan real time

Untuk masing-masing instansi:

Manfaat bagi Ditjen Minerba, K/L, dan Pemda:

  1. Penataan basis data pengelolaan pertambangan minerba
  2. Kemudahan pembinaan dan pengawasan

Manfaat bagi publik:

  1. Membantu pemerintah menyusun kebijakan pengelolaan pertambangan yang benar dan terarah melalui data yang akurat dan up to date
  2. Pengelolaan pertambangan yang baik dan ramah lingkungan

2. Juara II Penawaran Wilayah Kerja Migas dengan E-Lelang

Mengacu kepada transformasi yang dilakukan dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah, maka ide untuk memberikan solusi pemecahan masalah terhadap kegiatan penawaran wilayah kerja yang selama ini konvensional adalah melalui e-lelang wilayah kerja migas. Inisiatif ini diharapkan mampu memberikan pelayanan yang lebih mudah, murah, akuntabel, dan pasti bagi calon peserta lelang wilayah kerja mulai dari akses dokumen, pemasukan dokumen partisipasi bahkan sampai penetapan pemenang.

Secara umum, manfaat e-lelang ini adalah:

  1. Lebih efektif dalam hal penyediaan dokumen yang diperlukan
  2. Korespondensi dengan peserta lelang lebih cepat dan mudah
  3. Arsip rekaman proses lelang tersimpan dalam log
  4. Modul penjadwalan terkunci
  5. Transparansi proses dan mengikat integritas dan komitmen para pelakunya

3. Juara III E-tracking System Perizinan Minerba

Seiring bertambahnya informasi dan permohonan, Ditjen Minerba mulai membenahi fasilitas pelayanan dengan mengembangkan sistem ceklis dokumen. Dengan menggunakan e-tracking system, maka pemohon secara resmi diterima dokumen permohonannya, dapat melihat kemajuan/perkembangan perizinannya, tanpa membuang waktu ke kantor Ditjen Minerba. Sistem ini dapat mengurangi intensitas evaluator berinteraksi secara langsung dengan pemohon, sehingga dapat mewujudkan transparansi pemrosesan perizinan.

4. Juara Harapan I Web GIS Geothermal Indonesia

Tujuan pengembangan program aplikasi ini adalah untuk memudahkan penyebaran informasi panas bumi melalui media internet. Beberapa konsep yang menjadi acuan di antaranya:

  1. Cepat dan mudah diakses
  2. Mudah digunakan
  3. Informasi yang jelas, cepat, dan akurat

Informasi mengenai panas bumi tersebut dapat digunakan untuk kepentingan edukasi, perencanaan pembangunan, dan publikasi potensi dan investasi. Web GIS sudah dilengkapi dengan peta kawasan hutan, batas administrasi, jaringan jalan, dan bangunan infrastruktur lainnya sehingga dapat membantu perencanaan pengembangan panas bumi. Titik potensi yang dihasilkan merupakan hasil analisis data geologi, geokimia, dan geofisika, sehingga dapat menarik investor.