Sambangi ITS, Ditjen Gatrik Ajak Mahasiswa Mengenal Kebijakan Kendaraan Listrik

Jumat, 22 Maret 2024 - Dibaca 64 kali

Direktorat Jenderal ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkomitmen mengenalkan Kebijakan Kendaraan Listrik kepada masyarakat serta memastikan penyediaan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik. Pengenalan kebijakan Ditjen Ketenagalistrikan tidak hanya menyasar kepada pemangku kepentingan formal melalui kegiatan sosialisasi, namun juga melibatkan mahasiswa dan civitas akademika di kampus-kampus.

Hal tersebut disampaikan Koordinator Humas dan Layanan Informasi Publik, Ditjen Ketenagalistrikan, Pandu Satria Jati saat menyampaikan Keynote Speech Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan pada Gatrik Goes to Campus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya (23/02/2024).

Pandu menjelaskan, mahasiswa memiliki peran penting dalam penyebarluasan program-program pemerintah melalui berbagai kegiatan seperti penelitian dan diskusi. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh mahasiwa adalah melalui kegiatan penelitian, diskusi, dan aksi nyata.

"Dengan melibatkan mahasiswa dalam komunikasi publik, apa yang menjadi concern atau perhatian pemerintah dalam hal pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dapat lebih optimal lagi," ucap Pandu.

Pandu menjelaskan, sesuai Peraturan Presiden No 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) sebagaimana telah diubah ke dalam Perpres No 79 tahun 2023, Kementerian ESDM mendapatkan tugas terkait infrastruktur pengisian kendaraan listrik dan aspek keselamatan ketenagalistrikan. Melalui Perpres tersebut, program KBLBB didorong untuk peningkatan efisiensi ketahanan energi dan konservasi energi sektor transportasi, terwujudnya energi bersih, kualitas udara bersih, dan ramah lingkungan.

Wakil Rektor Bidang Riset Inovasi, Kerjasama, dan Kealumnian, Institute Teknologi Sepuluh Nopember, Bambang Pramujati menyambut baik kegiatan GGTC yang diselenggarakan Ditjen Ketenagalistrikan. Ia menyampaikan bahwa saat ini di Indonesia sudah mulai banyak muncul kendaraan listrik di jalanan, meski jumlah penggunaan kendaraan listrik di Indonesia masih jauh dari target, namun menurutnya angka ini merupakan progres yang baik.

"Memang belum sebanyak yang Pemerintah inginkan (kendaraan listrik-red), nanti para narasumber akan menyampaikan apa yang menjadi kendala, dan pemerintah juga akan memaparkan terkait dengan regulasi yang ada bagaimana meningkatkan ekosistem kendaraan listrik," terang Bambang.

Bambang berharap diskusi dalam GGTC ini dapat memajukan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Menurutnya, selaku institusi Pendidikan, ITS memiliki peran penting dalam mempersiapkan ekosistem baterai ataupun Kendaraan Listrik dengan mempersiapkan juga sumber daya manusianya, baik dari dosen maupun mahasiswa.

Inspektur Ketenagalistrikan Ahli Muda, Andi Hanif yang hadir sebagai Narasumber GGTC dari Ditjen Ketenagalistrikan menerangkan bahwa Kendaraan Listrik saat ini merupakan bagian dari grand strategi energi, intinya berusaha untuk menurunkan impor BBM, yang mempengaruhi neraca perdagangan Indonesia.

"Impor BBM itu menganggu neraca perdagangan kita, intinya kita lebih banyak impor minyak (BBM), untuk itu caranya kita jangan lagi tergantung dengan BBM. Pemerintah terus berusaha untuk membangun ekosistem kendaraan bermotor listrik untuk mengurangi BBM," terang Andi.

National Project Manager Enhancing Readiness for the Transition to Electric Vehicle (ENTREV) Eko Adji Buwono, yang juga sebagai Narasumber GGTC menjelaskan, bahwa Projek ENTREV bertujuan mendukung Pemerintah dan para pemangku kepentingan dalam mempersiapkan kebijakan, kelembagaan, kapasitas teknis, dan model bisnis yang inovatif agar masyarakat beralih menggunakan kendaran bermotor listrik berbasis baterai sehingga dapat berkontribusi dalam pengurangan emisi gas rumah kaca.

Salah satu peserta GGTC, Satria, mahasiswa Jurusan Teknik Mesin ITS, menyampaikan bahwa kegiatan GGTC ini sangat menarik dan banyak sekali ilmu pengetahuan yang didapat.

"GGTC memberikan kami banyak informasi bidang ketenagalistrikan, khususnya tentang teknologi kendaraan listrik, sekaligus kita juga bisa berdiskusi terkait dengan aturan dan kebijakan tentang kendaraan listrik di Indonesia," tutur Satria.

GGTC ITS merupakan kegiatan kedua yang diselenggarakan oleh Ditjen Ketenagalistrikan di tahun 2024 ini. Kota selanjutnya yang akan menjadi tujuan GGTC selanjutnya direncanakan di Denpasar Bali mengingat pesatnya jumlah kendaraan listrik dan charging station di daerah pariwisata tersebut. (RA)