Blok Mahakam, Biaya Operasi Jangan Naik, Produksi Jangan Turun

Jumat, 10 Maret 2017 - Dibaca 1538 kali
KUTAI KARTANEGARA - Akhir tahun mendatang tepatnya tanggaal 31 Dsember 2017 pukul 00:00, Pertamina resmi mengelola Blok Mahakam setelah hampir 42 tahun dioperasikan oleh PT Total Indonesie dan Inpex. Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan menegaskan kepada Pertamina sebagai pengelola selanjutnya agar dapat mempertahan produksi tanpa menaikkan biaya operasi di hulu meskipun sumur sudah tua (mature).Penerapan teknologi yang tepat dan melakukan langkah-langkah efisiensi seyogyanya dapat dilakukan Pertamina.

"Proses transisi Blok Mahakam dari Total dan Inpex kepada Pertamina, telah dipersiapkan dengan baik sejak 2015 sehingga sekarang tinggal meneruskan finalnya saja dan proses transisinya dibicarakan secara logis saja, nanti kapan dia masuknya, cara mempertahankan produksinya agar tidak turun," ujar Ignasius Jonan saat berkunjung ke Blok Mahakam. Jumat (10/3).
"Kalau nanti pengelolaanya dipindahkan ke Pertamina apapun yang diatur nanti itu harus diusahakan bahwa satu paling kurang, biaya produksi per barel paling kurang tidak naik, bahkan kalau bisa turun. Yang kedua produksinya tidak boleh turun, itu aja,"lanjut Jonan.

Mengenai proses transisi Kepala SKK Migas, Amin Sunaryadi menjelaskan, " tanggal 31 Desember 2017 jam 00:00 deadline alih kelola Blok Mahakam. Jadi nanti akhir tahun jam 24:00, tim total dan tim Pertamina dan tim SKK Migas itu mesti dilapangan untuk serah terima pengelolaan Blok Migas Mahakam. "meteran gasnya mesti dilihat jam 00:00, kalau stok minyak jam 00:00 itu yang nanti menjadi batas ini punyanya total ini punya Pertamina," ujar Amin.

Blok Mahakam merupakan produsen gas terbesar Indonesia yang kontribusi total produksi gas nasional sekitar 20%.TEPI dan Inpex Corporation menjadi operator pengelola Blok Mahakam sejak 1966 silam saat Kontrak Kerja Sama (KKS) WK Mahakam ditandatangani pada tanggal 6 Oktober 1966 dan berakhir tanggal 30 Maret 1997. Kontrak tersebut telah diperpanjang pada tanggal 11 Januari 1997 dan akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2017.Blok ini meliputi lapangan gas Peciko, Tunu, Tambora, Sisi Nubi dan South Mahakam. Selain itu termasuk juga lapangan minyak Bekapai dan Handil.

Wilayah Kerja ini memiliki luas 2.738,51 km2 dan terletak di provinsi Kalimantan Timur serta merupakan wilayah kerja onshore dan offshore. WK Mahakam mulai berproduksi pertama kali pada tahun 1974. Rata-rata produksi tahunan WK Mahakam saat ini adalah gas sebesar 1.635 mmscfd (juta kaki kubik per hari) serta minyak bumi sebesar 63.000 bopd (barel oil per hari). (SF)

Bagikan Ini!