Promosikan Indonesia, Silaturahmi Perlu Ditingkatkan

Selasa, 30 November 1999 - Dibaca 3768 kali

ABU DHABI - Silaturahmi dalam rangka mempromosikan produk-produk Indonesia didunia perlu ditingkatkan untuk meningkatkan investasi dan membuka pasar dunia. Silaturhami sebagai ajang promosi khususnya dengan Negara-negara Timur Tengah yang memiliki kedekatan psikologis masih perlu ditingkatkan lagi.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Uni Emirate Arab (UEA), Salman Al Farisi memandang bahwa Indonesia masih perlu meningkatkan promosi diluar negeri khususnya di negara-negara Timur Tengah. "Kita ini Negara yang kurang silaturahim, saya punya kategori, hubungan kita dengan Arab, kalau urusan Palestina kita ini kaya dua saudara yang berangkul-rangkulan, cipika-cipiki, wes pokoknya kaya dua saudara yang ga pernah diputuskan, kalau soal tenaga kerja, kita ini kaya menghamba, mereka itu kaya tuan-tuan besar kita, nah kalau urusan ekonomi kita ini kaya dua sahabat yang saling pamer aja, we gue punya iniloh, nah sana juga gue punya iniloh, ga pernah satu , karena kita ga pernah silaturahmi kita," ujar Salman, saat mengunjungi stand Indonesia, Senin (10/11/2014).

Pameran-pameran seperti ADIPEC 2014 yang diikuti Indonesia ini menurut Salman merupakan salah satu implementasi dari silaturahmi dan menurutnya, silaturahmi dengan negera UEA lebih efektif jika dilakukan secara langsung. " Disini (UEA) dor-to dor lebih efektif. Jadi kita punya proyek apa, kita datangi siapa yang jadi partner potensial kita, kita datangi, kita jelaskan, itu lebih efektif," ujar Salman.

Salman mencontoh bagaimana antusiasnya UEA merespon penjualan Sukuk Pemerintah Indonesia. "Waktu kita jualan sukuk, ach cepet, laris..mereka bilang tidak usah jelaskan Indonesia, kita sudah tau Indonesia dan pokoknya kita partisipasi," ujar Salman.

" Mereka tau Indonesia, cuma kita kurang menjangkau mereka," ujarnya lagi.

Selain meningkatkan promosi dan silaturahmi, untuk mengundang investor lebih banyak lagi dari luar negeri diperlukan iklim investasi yang baik dengan memperbaiki dan menyederhanakan struktur perijinan yang ada." Ada beberapa hal yang kita belum punya, seperti agreement mengenai investasi yang kemarin akan kita review, nah ini harus cepet karena Negara-negara lain seperti kita itu semuanya punya agreement," imbuh Salman. (SF)

Bagikan Ini!