Beragam Manfaat Biomassa Berbasis Sampah dan Eceng Gondok di Saguling

Monday, 10 February 2020 - Dibaca 939 kali

BANDUNG BARAT - Inti dari pengembangan energi baru terbarukan (EBT) adalah menciptakan sesuatu yang baru, bernilai ekonomis dan tentunya bermanfaat. Salah satu inisiatif solutif terkait EBT yaitu program BOSS (Biomass Operation System of Saguling), melalui pemanfaatan sampah sungai dan eceng gondok menjadi briket bio-coal yang menjadi bahan bakar pembangkit listrik. Tak hanya dapat digunakan untuk pembangkitan listrik penggunaan sendiri, tapi juga hasil olahan ini pun dapat didistribusikan di berbagai wilayah Jawa Barat, khususnya Bandung dan sekitarnya serta ditawarkan kepada industri tekstil. Pembangkit listrik tenaga biomassa ini menjawab banyak tantangan mulai dari masalah sampah, ekonomi, lingkungan, listrik dan bahkan emisi gas rumah kaca.

"Kami dari Pemerintah sangat mengapresiasi program pemanfaatan energi setempat dan pelibatan masyarakat sekitar Saguling yang diinisiasi oleh PT. Indonesia Power ini. Program ini sangat baik, dengan beragam manfaat dan tentunya mendukung pencapaian target EBT 23% di 2025", ungkap Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan, Harris saat mengunjungi wilayah operasi PLTBm Saguling berkapasitas 2 MW Jumat lalu (7/2).

29a0cf6b55ba160a86a14bf541753c6b_p.jpeg

Direktur Indonesia Power, M. Ahsin Sidqi mengungkapkan program BOSS ini berawal dari program TOSS (Tempat Olah Sampah Setempat) yang sukses diterapkan di Unit Pembangkitan Bali, dan kini dibawa ke Saguling. Menurutnya program ini amat diperlukan di wilayah Saguling karena di aliran sungai terdapat banyak sampah dan eceng gondok yang menyebabkan ikan tidak bisa berkembang biak dengan baik karena ekosistemnya rusak. Program ini pun turut mendukung Program Citarum Harum yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi melalui Peraturan Presiden RI Nomor 15 tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum. Merupakan kegiatan revitalisasi dan rehabilitasi Sungai Citarum, yang rencananya dilakukan secara bertahap selama tujuh tahun. Bahwa limbah (industri maupun eceng gondok) dan sampah adalah masalah utama Sungai Citarum.

"Program BOSS didedikasikan untuk rakyat, kedepan bisa berlatih dan menimba ilmu disini untuk dapat ditularkan ke daerah lainnya. Tak hanya soal listrik saja, tapi bisa berkembang ke industrialisasi masyarakat, dimana produksi bahan bakar briket dari eceng akan melibatkan masyarakat sebagai alih profesi petani Keramba Jaring Apung (KJA). Saya juga yakin Citarum Harum pun bisa terjawab dengan program ini. Karena ribuan ton sampah akan bisa menjadi sumber energi baru menggantikan energi fosil. Mari semua masyarakat dan industri yang ada disekitar sini, kita saling merangkul untuk mensukseskan program ini", pungkas Ahsin.

Sebagaimana diketahui, Sungai Citarum merupakan salah satu sungai strategis nasional di Jawa Barat, yang berhulu dari Gunung Wayang (Kabupaten Bandung) dan bermuara di Muara Gembong (Kabupaten Bekasi). Terdapat 3 waduk besar yang berada dalam satu aliran Sungai Citarum dan berada di 4 kabupaten (Cianjur, Bandung Barat, Purwakarta, dan Karawang) yaitu Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur, yang berfungsi sebagai pembangkit listrik (PLTA) dan sistem irigasi dikawasan tersebut. Kondisi air yang tercemar limbah dan keberadaan eceng gondok dapat menyebabkan penurunan usia waduk karena dapat merusak turbin PLTA. Program pemanfaatan sampah dan eceng gondok menjadi energi ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif solusinya. (DLP)

SKEMA PROGRAM BOSS

02ed4a10a5169164cdf9d7afd0788195_p.jpg