Dirjen EBTKE: Program Energi Berkeadilan Sejalan dengan Upaya Pencapaian SDG 7

Friday, 31 May 2019 - Dibaca 866 kali

VANCOUVER - Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), F.X. Sutijastoto, berkesempatan memimpin Delegasi Republik Indonesia (Delri) untuk hadir pada pertemuan The Clean Energy Ministerial (CEM10) and Mission Innovation (MI4), yang berlangsung pada 27-29 Mei 2019 di Canada Place, Vancouver Convention Center West, Kanada. Rombongan Delri terdiri dari Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur EBTKE, Noor Arifin Muhammad, perwakilan unit Direktorat Jenderal EBTKE, perwakilan PT Pertamina, perwakilan PT PGN, serta perwakilan KJRI Vancouver.

CEM/MI merupakan pertemuan tahunan tingkat Menteri, yang bertujuan untuk mempercepat transisi global menuju energi bersih, membantu menurunkan emisi, meningkatkan keamanan pasokan energi jangka panjang, menyediakan akses energi, dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi serta menunjukkan tindakan nyata sebagai tindak lanjut Paris Agreement. Tema pertemuan tahun ini adalah Accelerating Progress towards A Clean Energy Future. Delegasi Indonesia menghadiri Plenary: Clean Power / Electric Future, Smarter Energy Use, Workforce and Communities: A Just and Inclusive Transition, dan CEM Moving Forward serta Roundtable: Mobilizing Investment and Financing dan Recognizing Clean Energy Leadership in Communities and Preparing Workers for a Clean Energy Future, serta side events lainnya. Forum ini bertujuan mempercepat inovasi global di bidang energi bersih, dengan melipatgandakan pendanaan penelitian dan pengembangan di bidang energi bersih selama 5 tahun ke depan, untuk mendorong partisipasi swasta dalam teknologi energi bersih.

Rombongan Delri juga berkesempatan melaksanakan pertemuan dengan Head of CEM Secretariat Christian Zinglersen. Pada kesempatan itu, Ketua Delri, Dirjen Toto menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia memberi perhatian yang sangat serius terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG No 7 yaitu "Ensure access to affordable, reliable, sustainable and modern energy for all",yang sejalan dengan program Nawacita Presiden RI. Untuk mencapai target tersebut, Kementerian ESDM melaksanakan program #EnergiBerkeadilan yang bertujuan menyediakan energi yang berkelanjutan dan terjangkau bagi masyarakat. Dirjen Toto juga menyampaikan harapannya agar CEM dapat menjadi sarana berbagi pengalaman terkait kebijakan dan kepemimpinan, berbagi perkembangan teknologi energi, serta mampu memberikan arah bagi secara global pengelolaan energi di masa datang.

Pada pembukaan sesi Ministerial Meeting, Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Kanada Amarjeet Sohi menyampaikan terdapat empat hal yang menjadi prinsip dalam mengembangkan energi bersih yaitu melistriki masyarakat dengan energi bersih dari pembangkit listrik berbasis EBT, lebih banyak menggunakan energi terbarukan, melistriki dunia dengan mengembangkan sumber daya yang dimiliki, dan juga meningkatkan budaya hemat energi. Keempat prinsip tersebut sejalan dengan berbagai upaya yang telah dijalankan oleh Pemerintah Indonesia, yang terus berusaha meningkatkan peran EBT hingga mencapai target pengembangan dan bauran energi 23% pada tahun 2025.

Pada kesempatan yang sama, Executive Director of International Energy Agency (IEA) Dr. Fatih Birol menyampaikan terdapat ketidaksesuaian antara ambisi untuk mengatasi perubahan iklim dengan tren pengembangan energi bersih di dunia. Meskipun pengembangan solar PV meningkat, namun angka penurunan karbon dari pembangkit tenaga listrik tidak menurun. Oleh sebab itu, Pemerintah negara-negara anggota CEM memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan, terutama dalam investasi pengembangan energi bersih, serta memformulasikan kebijakan yang tepat, yang mampu membangun investasi pengembangan energi bersih.

Penganugerahan Energy Management Leadership Award

Setiap tahunnya, CEM melaksanakan program Energy Management Leadership Award melalui kegiatan Energy Management Working Group. CEM Energy Management Leadership Award merupakan penghargaan yg diberikan kepada perusahaan yg menunjukkan keberhasilan serta inovasi dalam penerapan ISO 50001 Sistem Manajemen Energi. Tahun 2019 ini, PT Pupuk Kaltim mencatat capaian penghematan sebesar USD 3,921,855 dari investasi untuk mengimplementasikan sistem manajemen energi sebesar USD 91,830, dengan jumlah energy saving sebesar 866,262 GJ dan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 43,565 metric tons, sehingga sukses mendapatkan pengakuan dari CEM dan dunia internasional. PT Pupuk Kalimantan Timur berhasil menyabet penghargaan CEM Award of Excellence in Energy Management.

"Pemberian penghargaan kepada PT. Pupuk Kaltim merupakan kebangaan tersendiri bagi Indonesia, kami berharap, ke depannya perusahaan asal Indonesia dapat lebih menunjukkan eksistensinya secara global, terutama di bidang efisiensi energi", ungkap Toto. (AK/AS)