Bincang Kesehatan: Mengenal Ergonomi di Perkantoran

Wednesday, 1 December 2021 - Dibaca 872 kali

Jakarta, Aktivitas sehari-hari di perkantoran didominasi oleh kegiatan pencatatan, pengolahan dan penyimpanan informasi yang menuntut pekerjanya berada di depan komputer atau laptop dalam posisi duduk. Jika dilakukan dalam waktu yang panjang dan terus menerus, dapat menimbulkan berbagai penyakit.

Untuk menghindari hal tersebut sekaligus mendorong pegawai dapat bekerja dengan aman, nyaman, efisien dan efektif, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi kembali menyelenggarakan Bincang Kesehatan dengan tema "Mengenal Ergonomi di Perkantoran", Rabu (1/12). Bertindak sebagai narasumber adalah dr. Marsen Isbayuputra, Spesialis Kedokteran Okupasi.

Sesditjen Migas Alimuddin Baso pada sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Ardhi Krisnanto selaku Kepala Bagian Umum, mengharapkan dengan adanya pengetahuan ini pegawai dapat bekerja secara produktif, sehat dan selamat. Saat ini, kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan lebih besar karena dalam era pandemi Covid-19, banyak kegiatan yang dilakukan secara daring selama berjam-jam.

"Bekerja tanpa menerapkan prinsip ergonomi akan menyebabkan banyak keluhan, seperti kelelahan pada otot, pada rangka ataupun kelelahan pada mata. Untuk mencegah terjadinya gangguan pada tubuh, kita harus lebih mengetahui secara mendalam mengenai ergonomi," katanya.

Narasumber dr. Marsen Isbayuputra, Spesialis Kedokteran Okupasi memaparkan, ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, nyaman, aman dan efisien.

Ergonomi perkantoran penting karena aktivitas pekerjaan memakan waktu 1/3 waktu per hari. Jika posisi ketika bekerja tidak baik, dapat menyebabkan gangguan kesehatan karena faktor ergonomi di kantor bisa mencapai 79% berupa gangguan otot rangka akibat kerja (gotrak).

Dasar ergonomi penting untuk melakukan identifikasi risiko dan program pencegahan/pengendalian. "Kalau kita bisa mengidentifikasi resiko kemudian kita mengatasi resiko tersebut, tidak akan terjadi gangguan kesehatan pada pekerja. Dan kalau sudah bisa mengidentifikasi resiko, berarti kita sudah bisa mencegah atau mengendalikan resiko gangguan kesehatan," kata Marsen.

Seberapa besar keluhan gotrak di dunia? Berdasarkan survei yang dilakukan NIOSH, diketahui 1/5 pekerja komputer di Amerika memiliki keluhan musculoskeletal. Selain itu, 50% pengguna komputer di Inggris mengeluhkan rasa tidak nyaman di leher dan bahu. "Isu ini diperkirakan akan terus muncul, dengan pertumbuhan jumlah pekerja kantor yang meningkat sangat cepat," tambahnya.

Jika sistem ergonomi di perkantoran tidak baik, maka gejala-gejala yang dapat dirasakan oleh pekerja adalah lelah dan sakit leher, lelah dan sakit bahu, lelah dan sakit punggung dan punggung bawah, pergelangan tangan, sakit kepala dan mata, sakit otot lengan bawah, permasalahan pembuluh darah paha. "Gejala ini kombinasi dari tempat kita bekerja. Tidak hanya satu faktor tetapi beberapa faktor ergonomi," jelas Marsen.

Selain pengaturan posisi rangka, hal lain yang menyebabkan gotrak adalah postur janggal, postur statis, gerakan berulang-ulang, serta tekanan kontak (contact stress) yaitu anggota tubuh berkontak dengan suatu permukaan yang keras. Misalnya saat lengan bawah berkontak dengan pinggiran meja. Hal-hal ini menimbulkan rasa tidak nyaman dan menjadi gotrak.

Pada pekerja di perkantoran, terdapat empat area fokus yaitu badan ke kursi kerja, kaki ke lantai, tangan ke mouse dan keyboard, serta mata ke layar.

Terkait fokus kontak badan ke kursi kerja, apabila tidak diatur dengan baik dapat memberikan efek keluhan di punggung bagian atas, bahu, punggung bagian bawah dan tungkai bawah. Untuk mengatasi, hal-hal yang dapat dilakukan adalah memundurkan kursi dari meja, sesuaikan ketinggian kursi yaitu kursi menapak dengan baik di lantai dan sesuaikan posisi duduk di mana jarak pinggir depan jok dengan betis kira-kira 2-3 jari.

Selain itu, sesuaikan sandaran kursi bagian pinggang (lumbar support) sehingga pas dengan lengkungan punggung, menyesuaikan tegangan "reclining" menggunakan kenop, serta menyesuaikan "armrest" dengan postur tubuh yaitu set ke paling rendah, tekuk siku menjadi 90%, naikkan "armrest" untuk menopang lengan bawah tanpa membuat bahu terangkat. Idealnya, tinggi "armrest" sama dengan keyboard komputer atau laptop.

Fokus kedua yaitu kontak kaki ke lantai di mana kaki jangan menggantung. Hal yang dapat dilakukan adalah menurunkan ketinggian kursi kemudian merendahkan mouse atau keyboard. Bisa juga menggunakan undakan kaki. Kursi yang terlalu tinggi dapat menyebabkan nyeri punggung bagian bawah.

Fokus ketiga adalah tangan ke mouse atau keyboard di mana harus sejajar dan siku menekuk 90%. "Posisi pergelangan tangan ketika memegang mouse harus sejajar. Jangan menekuk pergelangan tangan. Sedangkan ketika memegang keyboard, pergelangan tangan jangan sampai tertekan," jelas Marsen.

Terakhir fokus mata ke layar, untuk pekerja yang tanpa kacamata atau single focus, sekitar 2,5 hingga 3 cm dari pinggir atas monitor sejajar dengan mata, sehingga ketika menggunakan komputer, pandangan ke bawah sekitar 15-30 derajat. Sedangkan untuk pekerja yang menggunakan kacamata bifokal, pinggir atas monitor lebih rendah dari mata karena bagian kacamata untuk melihat dekat biasanya berada di bawah sehingga saat menggunakan komputer, pandangan ke bawah masih tetap 15-30 derajat.

Marsen menambahkan, kesalahan yang umum terjadi dalam penggunaan monitor yaitu meletakkan monitor menghadap jendela langsung dan meletakkan laptop di depan monitor yang akan membuat leher terasa pegal.

Untuk mencegah gangguan kesehatan karena faktor ergonomi di kantor, Marsen menyarankan pekerja melakukan peregangan tubuh saat bekerja. Untuk pengguna monitor, dapat dilakukan prinsip 20-20-20 yaitu setiap 20 menit menatap komputer, istirahat mata 20 detik dengan memandang benda yang jaraknya 20 kaki atau sekitar 6 meter. Upaya lainnya adalah melakukan senam peregangan kantor. (TW)