Ditjen Migas Gelar Pra Rakor Rencana Pendistribusian Paket Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan Wilayah Sumatera dan Jawa

Saturday, 15 August 2020 - Dibaca 450 kali

Jakarta, Dalam rangka mendukung pendistribusian paket perdana konversi BBM ke BBG untuk nelayan tahun 2020 di wilayah Sumatera dan Jawa, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi menyelenggarakan Pra Rapat Koordinasi Rencana Pendistribusian Paket Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan Wilayah Sumatera dan Jawa di Palembang, Jumat (14/8).

Pra rakor dipimpin oleh Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Alimuddin Baso yang diwakili Kepala Sub Direktorat Perencanaan dan Pengadaan Pembangunan Infrastruktur Migas, Wahyudi Akbari, serta dihadiri perwakilan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan dari 19 kabupaten/kota di wilayah Sumatera dan Jawa.

Pembagian konverter kit BBM ke LPG untuk kapal perikanan bagi nelayan sasaran tahun 2020, menurut Wahyudi, penuh dinamika karena sempat mengalami recofusing anggaran sebagai dampak pandemi Covid-19. "Setelah sempat ditiadakan karena recofusing anggaran untuk penanganan Covid-19, akhirnya kami diminta DPR untuk menjalankan kembali program ini yang memang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat," katanya.

Pelaksanaan program dalam waktu yang sempit yaitu sekitar 4 bulan, memerlukan kerja sama yang baik dengan seluruh pihak terkait. "Butuh dukungan semua pihak, termasuk nelayan yang nantinya menerima paket ini. Kalau semua sudah kita rencanakan dengan baik, mulai dari titik serah hingga administrasi, semoga nanti pelaksanaannya berjalan lancar. Kegiatan ini menggunakan APBN yang akan diaudit serta review. Karena itu pelaksanaannya harus benar agar tidak terjadi masalah di kemudian hari," tutur Wahyudi.

Program ini merupakan salah satu proyek strategis nasional dan berkelanjutan. Dalam kesempatan itu, Wahyudi meminta agar Dinas Kelautan dan Perikanan untuk melakukan pendataan lagi terhadap nelayan-nelayan yang belum menerima paket dan untuk selanjutnya diajukan ke Ditjen Migas.

Dia juga mengharapkan agar nelayan yang telah menerima paket konversi menggunakan fasilitas ini secara benar, sehingga tujuan yang diharapkan Pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dapat tercapai. "Harapannya, nelayan setelah dibagikan paket ini, tetap menggunakan bahan bakar LPG, tidak kembali lagi memakai bensin. Nanti akan ada evaluasi. Kalau tidak tepat, tentunya Pemerintah akan meninjau ulang program ini," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Irine dari Ditjen Migas menambahkan, penerima paket konkit ini merupakan masyarakat yang profesi utamanya sebagai nelayan. Untuk memastikan paket diterima pihak yang berhak, Kementerian ESDM juga melakukan pengecekan ulang.

"Kami minta agar data yang diserahkan tersebut benar-benar mereka yang profesi utamanya sebagai nelayan. Ada juga pemda yang memasukkan pembudi daya sebagai calon penerima. Ini pasti akan ketahuan karena Kementerian ESDM juga melakukan pengecekan ulang," ujar Irine.

Sebelum dilakukan pembagian, Kementerian ESDM akan melakukan sosialisasi kepada nelayan dan instansi terkait lainnya. "Kami juga meminta pendampingan dari dinas setempat selama proses pendistribusian," tambahnya.

Pada tahun 2020 akan dibagikan 25.000 paket konkit untuk nelayan sasaran di 17 provinsi, 42 kabupaten/kota dengan pagu anggaran Rp 210,5 miliar.

Tahun 2020 ini merupakan tahun ke-5 untuk kegiatan pendistribusian konkit nelayan dilaksanakan oleh Ditjen Migas. Hingga tahun 2019, telah dibagikan 60.859 paket konkit nelayan.

Program Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan Sasaran merupakan salah satu upaya Pemerintah melakukan diversifikasi energi yaitu menyediakan alternatif energi yang dapat digunakan, lebih ramah lingkungan dan sudah dikenal masyarakat.

LPG sebagai salah satu bahan bakar yang sudah akrab di masyarakat sebagai bahan bakar rumah tangga, berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan bakar mesin motor berdaya rendah.

Program ini juga bertujuan memberikan dampak positif kepada masyarakat melalui penghematan pengeluaran biaya bahan bakar, membantu ekonomi masyarakat nelayan menuju ekonomi masyarakat mandiri dan ramah lingkungan, mengurangi konsumsi BBM bersubsidi, mengurangi emisi gas karbon monoksida, serta meningkatkan kesejahteraan nelayan. Penghematan biaya operasional dengan menggunakan LPG berkisar 30-50% dan perawatan mesinnya lebih mudah.

Kriteria penerima paket perdana konverter kit untuk nelayan adalah nelayan pemilik kapal kurang dari 5 GT, kapal berbahan bakar bensin, memiliki daya mesin 13 HP, alat tangkap yang digunakan ramah lingkungan, belum pernah menerima bantuan sejenis.

Pembagian paket perdana konverter kit BBM ke LPG terdiri atas beberapa komponen yaitu mesin penggerak, konverter kit, as panjang, baling-baling, 2 buah tabung LPG 3 kg, as panjang dan baling-baling, serta aksesoris pendukung lainnya (reducer, regulator, mixer, dll).

Pemerintah menugaskan PT Pertamina untuk pelaksanaan program ini. Namun demikian, tentu diperlukan dukungan dari pemerintah daerah setempat yang membidangi kelautan dan perikanan. Dukungan tersebut, antara lain memastikan daftar nama calon penerima dan menyiapkan lokasi pembagian, serta sarana dan prasarana. (TW)