Halalbihalal Kementerian ESDM, Menteri Arifin: Semoga Dapat Berjumpa Ramadhan Tahun Depan

Thursday, 20 May 2021 - Dibaca 340 kali

Jakarta, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyelenggarakan halalbihalal secara virtual, Rabu (19/5), dengan tema: Menjaga Spirit Ramadhan Untuk Terus Bekerja Cepat, Cermat dan Produktif.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengajak jajaran Kementerian ESDM agar tak lupa bersyukur dan berdoa agar dapat dipertemukan lagi dengan ramadhan tahun depan.

"Saya mengajak seluruh jajaran KESDM untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT dan memohon agar kita dapat dipertemukan lagi dengan ramadhan tahun depan," katanya.

Tak lupa, Menteri ESDM meminta agar berdoa dijauhkan dari ancaman Covid-19 dan kondisi negara dan dunia dapat normal kembali.

Mengakhiri sambutannya, Menteri Arifin mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H. "Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H, mohon maaf lahir dan batin," ujarnya.

Halalbihalal virtual ini diisi dengan siraman rohani oleh Prof. Dr. M. Quraish Shihab. Menurut Quraish, spirit ramadhan adalah nilai-nilai yang ditaati serta kegiatan-kegiatan yang telah kita lakukan dalam konteks bulan ramadhan yang berkaitan erat dengan kesabaran, ketulusan dan ketelitian, serta nilai meneladani sifat-sifat Tuhan yang maha suci.

Lebih lanjut dia menuturkan, nilai-nilai spirit ramadhan juga dapat digali dari makna Idul Fitri, antara lain kembali ke asal kejadian, di mana salah satunya adalah kesadaran bahwa manusia terdiri dari jasmani dan rohani.

"Kesadaran kita memiliki energi atau daya yang mesti ditingkatkan untuk meraih kecerdasan fisik, kalbu, emosi dan spiritual. Kita hendaknya sadar kita juga punya daya hidup," tambahnya.

Dengan berakhirnya bulan ramadhan, bukan berarti lantas melupakan spirit-spirit tersebut. Sebaliknya harus terus ditingkatkan.

Quraish juga memaparkan perbedaan antara ilmu dan iman. Ilmu memberikan kekuatan yang menerangi jalan kita. Sedangkan iman memberikan arah yang dituju, memberikan harapan dan dorongan bagi jiwa.

"Ilmu adalah revolusi eksternal, sedangkan iman adalah revolusi internal. Kalau mau mengubah masyarakat, ubah dulu isi hati Anda," tutupnya. (TW)