ICP Desember 2017 Naik Jadi US$ 60,90/Barel

Thursday, 4 January 2018 - Dibaca 1759 kali

Jakarta, Tim Harga Minyak Indonesia menyatakan, dari hasil perhitungan Formula ICP, rata-rata ICP minyak mentah Indonesia pada bulan Desember 2017 naik sebesar US$ 1,56 per barel menjadi US$ 60,90 per barel dari US$ 59,34 per barel pada sebelumnya.

Sementara ICP SLC pada Desember 2017 mencapai US$ 61,19 per barel, naik sebesar US$ 1,36 per barel dari US$ 59,83 per barel pada Desember 2017.

Kenaikan harga minyak mentah Indonesia ini juga sejalan dengan peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional,yang diakibatkan oleh beberapa faktor yakni:

1. OPEC memperpanjang kesepakatan untuk membatasi produksi hingga akhir tahun 2018 pada general meeting yang diadakan pada 30 November 2017 di Vienna.

2. Berdasarkan publikasi OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) bulan Desember 2017 :

  • Produksi minyak mentah dari negara-negara OPEC pada bulan November 2017 turun sebesar 0,13 juta barel per hari menjadi sebesar 32,45 juta barel per hari, dari bulan Oktober 2017 yaitu sebesar 32,58 juta barel per hari.
  • Proyeksi permintaan minyak mentah global tahun 2018 naik sebesar 1,51 juta barel per hari menjadi sebesar 98,45 juta barel per hari, dari proyeksi tahun 2017 yaitu sebesar 96,94 juta barel per hari.

3. Berdasarkan publikasi IEA (International Energy Agency) di bulan Desember 2017, produksi minyak mentah dari negara-negara OPEC pada bulan November 2017 mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan Oktober 2017 sebesar 0,13 juta barel per hari, dari 32,49 juta barel per hari pada Oktober 2017 menjadi sebesar 32,36 juta barel per hari pada November 2017.

4. Berdasarkan laporan EIA (Energy Information Administration) - USA, tingkat stok minyak mentah komersial Amerika Serikat selama bulan Desember 2017 (sampai Minggu ke-4) mengalami penurunan dibandingkan dengan stok di bulan November 2017, yaitu stok minyak mentah komersial turun sebesar 21,8 juta barel menjadi sebesar 431,9 juta barel dari stok bulan November 2017 sebesar 453,7 juta barel.

5. Jalur perpipaan minyak terbesar di United Kingdom, North Sea Forties, yang mengalirkan sekitar 450.000 BOPD minyak shut down. Diperkirakan diperlukan waktu perbaikan selama beberapa minggu sebelum pipa dapat beroperasi normal kembali.

6. Terjadinya ledakan di terminal bus New York Port Authority pada tanggal 11 Desember 2017 yang meningkatkan pembelian minyak di pasar Amerika Serikat

7. Serikat buruh minyak di Nigeria, produsen minyak terbesar di Afrika, melancarkan aksi mogok kerja pada tanggal 18 Desember 2017 sebagai protes atas terjadinya pemecatan masal di negara tersebut. Rencana aksi mogok kerja tersebut menimbulkan kekhawatiran terganggunya produksi minyak di Nigeria.

8. Meningkatnya penggunaan gasoline di Amerika Serikat dikarenakan Christmas Holiday.

Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi antara lain oleh:

1. Meningkatnya resiko geopolitik di Timur Tengah dikarenakan pernyataan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang mengakui Jerusalem sebagai ibukota Israel.

2. Meningkatnya permintaan minyak mentah di China yang diikuti dengan peningkatan permintaan diesel oil, kerosene, LPG, fuel Oil dan Gasoline.

Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional pada bulan Desember 2017 dibandingkan bulan November 2017 mengalami peningkatan menjadi sebagai berikut:

  • Dated Brent naik sebesar US$ 1,58 per barel dari US$ 62,62 per barel menjadi US$ 64,19 per barel.
  • Brent (ICE) naik sebesar US$ 1,23 per barel dari US$ 62,87 per barel menjadi US$ 64,09 per barel.
  • WTI (Nymex) naik sebesar US$ 1,28 per barel dari US$ 56,66 per barel menjadi US$ 57,95 per barel. (TW)