Indonesia Dorong Hidrogen Jadi Energi Transisi

Thursday, 24 February 2022 - Dibaca 475 kali

Jakarta, Untuk mempercepat transisi energi, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong hidrogen menjadi salah satu sumber energi transisi.

"Hidrogen diharapkan sebagai salah satu kontributor transisi energi dan memiliki peran penting dalam dekarbonisasi sistem energi global. Hidrogen diharapkan sebagai salah satu kontributor transisi energi dan memiliki peran penting dalam dekarbonisasi sistem energi global," jelas Menteri ESDM Arifin Tasrif disela-sela pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan, Industri dan Energi Republik Korea Moon Sung Wook di Jakarta, Senin (21/2).

Diakui Arifin, terdapat sejumlah tantangan terkait hal ini, Antara lain, bagaimana membuat hidrogen layak secara ekonomi, menarik secara finansial, dan bermanfaat untuk masyarakat. "Kami akan terus mengikuti tren teknologi hidrogen dan membuka peluang untuk berkolaborasi dalam implementasi hidrogen," harapnya.

Dari segi pasokan, hidrogen sendiri masuk sebagai salah satu strategi utama Pemerintah dalam menjalankan peta jalan (roadmap) menuju netral karbon di tahun 2060. "Strategi utama yang akan dilakukan menuju netral karbon di sisi supplai antara lain melalui pengembangan energi terbarukan secara masif dengan fokus pada pembangkit listrik tenaga surya, hidnro dan panas bumi serta hidrogen," ungkap Arifin.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam kesempatan terpisah pekan lalu menyampaikan bahwa pencampuran hidrogen dan ammonia dapat menekan biaya pengembangan teknologi pengurang emisi yaitu Carbon Capture and Storage/Carbon Capture, Utilization and Storage (CCS/CCUS) dalam kegiatan usaha migas dan batubara menjadi US$25 per ton. Sebelumnya berdasarkan tipe CCS/CCUS yang dikembangkan Autralia, biayanya mencapai US$100 per ton.

Hal senada juga dikemukakan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji. Dia mengatakan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tengah mengembangkan potensi kerja sama CCS/CCUS, di mana salah satunya adalah pengembangan blue hydrogen dan blue ammonia + CCS. "Kita menyambut apa yang disebut low hydrogen," tambah Tutuka.

Indonesia menargetkan dapat mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060. Hal ini mendukung komitmen Indonesia pada Paris Agreement untuk mencapai penurunan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 29% pada tahun 2030 dan kontribusi sektor energi pada Nationally Determined Contribution (NDC) sebesar 314 juta ton CO2e. (TW)