Konkit Petani Pakai LPG, Hemat Rp 4 Juta per Hektar
Sragen, Program Konversi BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG) untuk Mesin Pompa Air bagi Petani yang mulai dilaksanakan tahun ini, mampu menghemat biaya bahan bakar Rp 4 juta per hektar untuk satu kali musim tanam. Penghematan ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup para petani.
Dengan menggunakan bahan bakar bensin, untuk satu kali musim tanam dibutuhkan biaya sekitar Rp 10 juta. Namun dengan menggunakan LPG 3 kg, biaya bahan bakar hanya sekitar Rp 6 juta. "Jadi ada penghematan Rp 4 juta per hektar atau Rp 2 juta per 0,5 hektar untuk satu kali musim tanam," kata Sekretaris Ditjen Migas Iwan Prasetya Adhi dalam acara Pembagian Paket Perdana Konversi BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG) untuk Mesin Pompa Air bagi Petani di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sragen, Selasa (12/11).
Hal senada juga diungkapkan Saiman (47), petani dari Desa Miri, Sragen. Untuk sekali mengaliri lahan sawah, dibutuhkan sekitar 10 liter bensin yang rata-rata harganya Rp 7.000 per liter. Sementara jika menggunakan LPG 3 kg, untuk sekali penyiraman hanya membutuhkan 1 tabung seharga Rp 17.000-20.000 per tabung. "Hematnya banyak. Dengan adanya konverter kit untuk mesin pompa air ini sangat membantu kami. Alhamdulillah," tuturnya.
Petani lainnya yaitu Salaman dari Desa Mirirejo, juga mengaku sangat senang mendapat paket konversi ini karena mengurangi biaya operasionalnya. Mengingat saat ini petani penerima paket perdana masih terbatas jumlahnya, dia mengharapkan agar tahun mendatang rekan-rekannya yang lain juga mendapat kesempatan serupa. "Semoga Pemerintah tahun depan membagikan lebih banyak, agar teman-teman kami juga kebagian," tambahnya.
Untuk mendukung program ini, PT Pertamina menambah ketersediaan LPG 3 kg sekitar 20.000 tabung yang diperuntukkan selama musim kemarau.
Pada tahun 2019 ini, konversi BBM ke LPG untuk petani yang dibagikan berjumlah 1.000 paket. Petani penerimanya tersebar di 4 wilayah yaitu 350 paket untuk petani Kabupaten Sragen, 350 paket bagi petani di Klaten, 50 paket untuk petani di Malang dan 250 paket bagi petani di Bantul.