Pedagang Kecil Kota Semarang Gembira Pakai Jargas

Monday, 23 August 2021 - Dibaca 391 kali

Semarang, Jaringan gas bumi untuk rumah tangga (jargas) yang dibangun Pemerintah tahun 2020, sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kota Semarang secara bertahap sejak pertengahan Januari 2021. Termasuk para pedagang kecil di Kelurahan Bojong Salaman, antara lain Nenek Padmi (66) yang berjualan makanan matang di pasar, juga Supriati (50) pembuat kue donat yang menitipkan dagangannya di pasar dan warung-warung dekat rumah.

"Pakai jargas, apinya bagus jadi cepat panas kalau memasak. Nggak perlu takut juga kehabisan gas kalau memasak malam-malam," aku Padmi disela-sela membungkus masakan dagangannya, Jumat (20/8).

Nenek 5 cucu ini menuturkan, untuk memasak ikan pepes, dirinya membutuhkan waktu yang cukup panjang. Oleh karena itu, dia sering memasak sejak tengah malam. Sebelum ada jargas, kegiatan ini kadang terkendala lantaran kehabisan LPG. "Dulu kadang sedang asyik masak, LPG habis. Kalau malam-malam kan nggak ada warung buka. Saya nggak bisa beli LPG. Sekarang sih nggak perlu khawatir keabisan gas. Alirannya lancar terus," katanya sambil tertawa.

Senada dengan Nenek Padmi, Supriati yang membuat sekitar 100-200 donat per hari, juga merasa terbantu. Terutama karena biaya bahan bakar yang dikeluarkan lebih murah. Setiap bulannya, ia menghabiskan gas bumi sekitar 15 m3 atau Rp 75 rb. Jauh lebih hemat dibandingkan menggunakan LPG 3 kg yang rata-rata membutuhkan 8 tabung per bulan atau sekitar Rp 136 rb.

"Penghematannya cukup lumayan buat kami. Apalagi selama pandemi ini, penjualan makanan juga menurun," katanya.

Tak hanya pedagang, ibu rumah tangga seperti Nenek Sukamti (69), juga merasa sangat terbantu dengan adanya jargas. Pensiunan pegawai Lapas Wanita Semarang ini hanya membayar Rp 19 ribu per bulan. Biasanya jika menggunakan 1 tabung LPG ukuran 12 kg, ia membutuhkan waktu 2 bulan. Atau rata-rata Rp 75 rb per bulannya. "Bayarnya murah banget. Sangat membantu buat pensiunan seperti saya," tambahnya.

Ibu 3 anak yang masih tampak sehat dan tegap ini, juga tak perlu repot harus membeli gas ke warung kalau kehabisan. "Sekarang tinggal ceklek, kompornya nyala. Bangun tidur, mau bikin kopi atau teh, tinggal nyalain kompor. Nggak repot-repot lagi beli LPG," ujarnya.

Baik Padmi, Supriati dan Sukamti tidak merasa takut menggunakan jargas karena mereka yakin akan keamanannya. Sebelumnya telah dilakukan sosialisasi mengenai cara penggunaan, manfaat serta tata cara menjaga fasilitas ini agar tetap aman. "Kalau ada apa-apa, tinggal telepon ke nomor petugasnya. Ya paling kalau kita mau pergi jauh, jangan lupa dimatikan alirannya," imbuh Sukamti.

Mewakili masyarakat Kelurahan Bojong Salaman, Lurah Bojong Salaman Anang Budi Prasetyo mengapresiasi upaya Pemerintah membangun jargas ini. "Warga Kelurahan Bojong Salaman merespon dengan baik pemasangan jargas ini dan bergembira karena tidak hanya bermanfaat menekan biaya bahan bakar untuk memasak bagi rumah tangga, tetapi juga usaha kecil dan menengah yang banyak digeluti oleh warga kami," tutur Anang.

Dia berharap, dengan adanya jargas dapat meningkatkan ekonomi warganya, terutama di masa pandemi ini. "Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih atas kepedulian Pemerintah telah membangun jargas untuk masyarakat," tutup Anang.

Pejabat Pembuat Komitmen Jargas Kota Semarang dan Kabupaten Blora, Risris Risdianto, menjelaskan, pada tahun 2020, Pemerintah melalui Kementerian ESDM membangun 11.325 SR jargas di Kota Semarang dan Kabupaten Blora.

Jumlah jargas yang dibangun di Kota Semarang sebanyak 7.106 SR dan tersebar di 7 kelurahan yaitu Kerobokan 1.019 SR, Karangayu 878 SR, Anjasmoro 624 SR, Bojong Salaman 1.019 SR, Puspowarno 815 SR, Gisikdrono 1.000 SR, Kalibanteng 1.751 SR.

Sedangkan untuk Kabupaten Blora, dibangun jargas sebanyak 4.219 SR yaitu Desa Mendenrejo sebanyak 3.076 SR dan Medalem 1.143 SR.

"Jargas Kota Semarang telah rampung dibangun pada Desember tahun 2020, serta mengalir secara bertahap sejak Januari 2021. Hingga saat ini, seluruh rumah telah teraliri. Sumber gas untuk jargas Kota Semarang dan Kabupaten Blora berasal dari CPP Gundih-Blora," jelasnya.

Pembangunan jargas merupakan salah satu program yang mendukung diversifikasi energi dan dilaksanakan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi gas bumi melalui pipa bagi sektor rumah tangga.

Tujuan dari program pembangunan jargas adalah memberikan akses energi kepada masyarakat, memberikan dampak positif kepada masyarakat melalui penghematan pengeluaran biaya bahan bakar gas bumi, membantu ekonomi masyarakat menuju ekonomi masyarakat mandiri dan ramah lingkungan dan mengurangi beban subsidi BBM dan/atau LPG pada sektor rumah tangga.

Jargas juga bermanfaat mengurangi emisi gas buang yang akan membuat penurunan tingkat pencemaran lingkungan secara signifikan. (TW)