Pendistribusian Paket Konversi BBM ke BBG Untuk Petani Tahun 2020 Ditutup di Banyumas

Friday, 20 November 2020 - Dibaca 441 kali

Banyumas, Pendistribusian paket perdana Konversi BBM ke BBG Untuk Mesin Pompa Air Petani Sasaran Tahun 2020 ditutup di Kabupaten Banyumas, Jumat (20/11). Sebanyak 223 unit dibagikan untuk petani yang tersebar di 23 kecamatan di wilayah ini.

Penyerahan secara simbolis paket perdana digelar di Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas, dihadiri oleh Sesditjen Migas Iwan Prasetya Adhi, Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto, Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyumas Widarso, perwakilan PT Pertamina, serta perwakilan petani penerima manfaat.

"Pada tahun 2020 ini, Kabupaten Banyumas pertama kali terpilih menjadi daerah sasaran Program Konversi BBM ke BBG untuk Petani Sasaran dengan jumlah paket perdana yang didistribusikan sebanyak 223 paket," kata Sesditjen Migas Iwan Prasetya Adhi.

Program ini merupakan pelaksanaan Perpres Nomor 38 Tahun 2019 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga LPG untuk Kapal Penangkap Ikan bagi Nelayan Sasaran dan Mesin Pompa Air untuk Petani Sasaran, yang dilaksanakan sejak 2019 sebanyak 1.000 paket. Kemudian pada tahun 2020, dilaksanakan pendistribusian 10.000 paket konversi di 24 kabupaten/kota. "Sedangkan pada tahun 2021, rencananya akan didistribusikan sejumlah 28.000 paket perdana," tambah Iwan.

Diharapkan para petani sasaran dapat memanfaatkan dan merawat dengan baik, serta tidak memperjualbelikan paket perdana ini karena merupakan bantuan Pemerintah. "Biasanya masa kritis (keuangan) itu menjelang tahun ajaran baru. Jangan dijual ya. Mudah-mudahan bantuan ini dapat berdampak pada perekonomian petani yaitu mengurangi biaya operasional sampai dengan 50%," ujar Iwan.

Pesan yang sama juga disampaikan Ketua Komisi VII DPR, Sugeng Suparwoto. Selain menghemat biaya bahan bakar, penggunaan LPG juga lebih ramah lingkungan. Ini sejalan dengan tuntutan dunia akan lingkungan yang bersih. "Meskipun gas ini juga energi fosil, namun lebih bersih daripada bensin," jelasnya.

Penggunaan 1 tabung LPG, lanjut dia, ekuivalen dengan 5 liter BBM. Dari sisi perawatan, mesin berbahan gas lebih mudah. Apabila terjadi kerusakan atau kendala terkait mesin pompa ini, Pemerintah juga telah menyediakan layanan purna jual.

Untuk menjamin ketersediaan LPG, Sugeng menyatakan akan melakukan pengecekan ketersediaan pasokan, baik di SPBBE maupun agen dan pangkalan.

Mewakili warga Kabupaten Banyumas, Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, mengucapkan terima kasih atas bantuan Pemerintah ini. "Terima kasih atas bantuannya. Ke depan tentu kita masih mengharapkan perhatian dan bantuan Pemerintah melalui program-program strategisnya," ungkap Wabup yang akrab dipanggil Dewo ini.

Dia juga mengharapkan agar jumlah bantuan dapat ditingkatkan tahun depan. "Tahun ini di masa pandemi, kita dapat bantuan 223 paket. Bayangkan kita dapat berapa kalau masa pandemi sudah selesai. Minimal 2 kali lipatnya," canda Dewo.

einginan tersebut juga diungkapkan Junaedi, salah satu petani penerima manfaat. "Semoga jumlahnya ditambah karena banyak teman-teman saya yang belum mendapatkan bantuan ini," katanya.

Tidak semua petani dapat memperoleh bantuan ini. Untuk menerima paket perdana, harus memenuhi kriteria yaitu petani pemilik lahan dengan luas lahan maksimal 0,5 hektar, untuk transmigrasi maksimal 2 hektar dengan menunjukan dokumen kepemilikan lahan, memiliki identitas petani yang direkomendasikan oleh kepala desa/camat, dan disahkan oleh kepala daerah dan atau kepala dinas pertanian setempat.

Selain itu, memiliki identitas KTP, KK dan Kartu Tani, memiliki pompa air dengan mesin pengerak lebih kecil 6,5 HP, belum pernah menerima bantuan yang sejenis (mesin pompa air) dan mesin pompa air yang dimiliki berbahan bakar bensin. (TW)