Perang Rusia-Ukraina Masih Berlanjut, Pemerintah Indonesia Siapkan Strategi Amankan Pasokan BBM

Tuesday, 28 February 2023 - Dibaca 50240 kali

Jakarta, Perang antara Rusia dan Ukraina belum juga berakhir. Pemerintah Indonesia tetap bersikap hati-hati dan menyiapkan strategi untuk mengamankan pasokan bahan bakar minyak (BBM).

Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji di Jakarta, Senin (27/2), fluktuasi harga minyak mentah tahun 2023 diperkirakan berkisar antara US$80-90 per barel. Sementara terkait pasokan minyak mentah, Indonesia sebagian besar mengimpor dari Saudi Arabia dan Nigeria yang tidak berhubungan langsung dengan negara konflik. Sedangkan untuk BBM, Indonesia mengimpor dari Singapura dan Malaysia. "Kedua negara tersebut juga tidak berhubungan langsung dengan negara konflik," kata Tutuka.

Meski tidak terdampak langsung dengan negara yang berperang, Indonesia tetap bersikap hati-hati. "Kita sampai saat ini bergerak cukup hati-hati, meski tidak berdampak langsung dari (negara) konflik," kata dia.

Lebih lanjut Tutuka menuturkan, akhir-akhir ini produksi minyak Indonesia menunjukkan peningkatan. Dari sebelumnya 600.000 barel per hari, meningkat jadi sekitar 610.000 hingga 630.000 barel per hari. Hal ini lantaran optimasi produksi yang dilakukan KKKS berjalan dengan baik, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pemerintah terus mendukung upaya perbaikan kinerja yang dilakukan KKKS. "Kami mendukung terus perbaikan-perbaikan ini, kebanyakan permasalahan operasional. Beberapa lapangan yang permasalahannya seperti itu sudah diidentifikasi dan kita akan tinjau langsung ke lapangan untuk peningkatan produksi masing-masing KKKS," jelas Tutuka.

Sedangkan untuk keamanan pasokan BBM dan gas jangka menengah dan panjang, Pemerintah telah mengidentifikasi potensi migas di wilayah utara Sumatera, Bali, Lombok, Selat Makassar, Maluku dan Papua.

"Dengan banyaknya potensi tersebut, kami berupaya keras memanfaatkan sumber daya gas bumi ini sebagai strategi jangka menengah untuk menyelesaikan persoalan impor BBM. Dengan banyaknya Konversi BBM ke Gas akan mengurangi impor BBM," pungkasnya. (TW)