Program Konversi BBM ke BBG Sentuh 667 Nelayan Kampar

Wednesday, 11 November 2020 - Dibaca 609 kali

Kampar, Program Konversi BBM ke BBG Untuk Kapal Penangkap Ikan Nelayan Sasaran Tahun 2020, menyentuh nelayan di Kabupaten Kampar. Sebanyak 667 nelayan mendapatkan paket perdana konversi yang dibagikan Pemerintah secara gratis.

Pembagian simbolis paket perdana konversi tersebut digelar di Desa Mentulik, Kecamatan Kampar Kiri Hilir, Rabu (11/11), dihadiri oleh Anggota Komisi VII DPR Abdul Wahid dan Direktorat Jenderal Migas yang diwakili Kepala Seksi Pengawasan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, Sugiarto. Selain itu, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kampar, Zul Fahmi, Sales Area Manager Retail PT Pertamina Riau, Wira Pratama, serta para nelayan penerima paket perdana.

Program konversi BBM ke BBG ini merupakan amanat dari Peraturan Presiden No.38 tahun 2019 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga LPG 3 Kg untuk Kapal Penangkap Ikan Bagi Nelayan Sasaran dan Mesin Pompa Air Bagi Petani Sasaran.

Anggota Komisi VII DPR Abdul Wahid memberikan apresiasi atas program Pemerintah ini karena membantu memperbaiki taraf ekonomi nelayan. "Kementerian ESDM memikirkan cara untuk meringankan beban masyarakat. Nelayan selama ini menggunakan BBM dalam alat transportasi menangkap ikan. BBM agak mahal harganya. Kalau gas lebih murah sehingga penghematannya bisa mencapai 50%," ujar Abdul Wahid.

Dengan adanya pembagian paket perdana ini, Abdul Wahid mengharapkan agar distribusi LPG untuk nelayan juga menjadi perhatian PT Pertamina agar tidak terjadi kelangkaan yang dapat menyebabkan nelayan tidak dapat melaut.

Dalam kesempatan itu, Abdul Wahid juga mengingatkan nelayan agar menjaga kelestarian lingkungan dengan menangkap ikan secara wajar. "Tangkap ikan sewajarnya saja, seperti nenek moyang kita. Jangan diracun ya," pintanya.

Sementara itu, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas yang diwakili Kepala Seksi Pengawasan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, Sugiarto, mengungkapkan, pada tahun 2020 Pemerintah membagikan 25.000 paket perdana konversi untuk nelayan dan rencananya tahun depan meningkat menjadi 28.000. Untuk itu, ia mempersilakan Pemda untuk menyampaikan usulan nelayan yang akan menerima paket perdana.

Sugiarto juga meminta agar nelayan penerima paket perdana ini dapat memanfaatkan bantuan dengan baik. "Mohon ke nelayan penerima agar dirawat, dijaga karena ini barang bantuan Pemerintah yang manfaatnya besar sekali untuk menghemat biaya melaut," tambahnya.

Sedangkan mewakili Pemda Kabupaten Kampar, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Zul Fahmi, meminta agar bantuan yang diberikan untuk nelayan Kampar pada tahun 2021 bertambah jumlahnya. "Kami mohon agar tahun depan jumlah bantuannya bertambah karena masih ada 1.897 nelayan yang memerlukan paket konversi ini," tambahnya.

Tahun ini merupakan kali kedua nelayan Kabupaten Kampar menerima paket perdana. Sebelumnya tahun 2018, telah diterima 406 paket.

Untuk memperoleh bantuan ini, Zul Fahmi meminta agar nelayan melengkapi persyaratan administratif. "Banyak yang tidak kooperatif karena tidak melengkapi persyaratannya. Pelan-pelan kita benahi administrasinya," ujar Zul Fahmi.

Kriteria penerima paket perdana konversi untuk nelayan adalah nelayan pemilik kapal kurang dari 5 GT, kapal berbahan bakar bensin, memiliki daya mesin 13 HP, alat tangkap yang digunakan ramah lingkungan, belum pernah menerima bantuan sejenis dan memiliki Kartu KuSUKA.

Tahun 2020 ini merupakan tahun ke-5 pelaksanaan kegiatan pendistribusian paket konversi untuk nelayan oleh Ditjen Migas Kementerian ESDM. Hingga tahun 2019, telah dibagikan 60.859 paket perdana.

Paket yang dibagikan terdiri dari mesin penggerak, konverter kit, 2 buah tabung LPG 3 kg, serta aksesoris pendukung lainnya (reducer, regulator, mixer, dll). (TW)