Setelah Tarakan, Menteri Jonan Resmikan 5.005 SR Jaringan Gas Kota Bontang

Saturday, 16 February 2019 - Dibaca 699 kali

Bontang, Sebagai bentuk komitmen Pemerintah dalam mewujudkan kemandirian ekonomi melalui sektor energi. Hari ini, Sabtu (16/2), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meresmikan 5.005 sambungan rumah (SR) jaringan gas rumah tangga di Kota Bontang, Kalimantan Timur. Sebelumnya, Jumat (15/2), meresmikan 4.695 SR jaringan gas rumah tangga di Kota Tarakan, Kalimantan Utara.

"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo bahwa setiap daerah harus dioptimalisasikan sumber daya alamnya, ketersediaan sumber gas yang cukup di Kalimantan Timur harus dimanfaatkan secara maksimal untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat," tutur Jonan.

Jargas Kota Bontang mendapatkan suplai gas dari PT Pertamina Hulu Mahakam dengan alokasi sebanyak 0,2 MMSCFD. Gas bumi memiliki berat jenis ringan dan tekanan yang rendah sehingga dipastikan aman digunakan di rumah warga.

Kementerian ESDM menugaskan Pertamina melalui anak usahanya yakni Pertamina Gas dan Pertagas Niaga untuk membangun dan mengelola jargas Kota Bontang. Selanjutnya jargas yang telah selesai dibangun di Kecamatan Bontang Utara, Bontang Selatan dan Bontang Barat akan segera dioperasikan secara bertahap.

Ini merupakan kali ketiga Kota Bontang mendapatkan manfaat program jaringan gas kota. Pengembangan jargas sudah dilakukan secara bertahap di Kota Bontang mulai di tahun 2011 (3.960 SR), tahun 2017 (8.000 SR) dan terakhir di tahun 2018 (5.005 SR). Sehingga kini total jaringan gas rumah tangga di Kota Bontang adalah 16.965 SR.

img-20190216-wa0063.jpg

Pembangunan 5.005 SR jaringan gas di Kota Bontang meliputi Kelurahan Kampung Enam (1.336 SR), Kelurahan Kampung Empat (1.274 SR), Kelurahan Mamburungan (1.030 SR), Kelurahan Karang Rejo (164 SR), Kelurahan Pamusian (283 SR) untuk rusunawa dan perum khusus serta penetrasi sebanyak (349 SR).

"Diharapkan pada tahun 2020, Bontang akan menjadi City Gas ketiga setelah Prabumulih dan Tarakan," ujar Jonan.

Pembangunan Jargas ini merupakan wujud keberpihakan Pemerintah kepada masyarakat dengan mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk kegiatan yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama lapisan menengah ke bawah.

Jaringan gas bumi untuk rumah tangga ini memiliki banyak keunggulan, diantaranya gas yang dialirkan melalui pipa ke rumah-rumah tangga merupakan gas alam (natural gas) yang sangat bersih. Jargas ini jauh lebih aman karena tekanan jargas lebih rendah dari tekanan LPG. Artinya, apabila ada kebocoran, gas langsung naik ke atas ke udara bebas.

Keunggulan lainnya adalah masyarakat akan mendapatkan harga energi yang lebih murah, dengan menggunakan Jargas diperkirakan dapat mengurangi biaya rumah tangga sekitar Rp 90 ribu per bulan per keluarga. Jargas juga lebih praktis, bersih, murah, mengalir 24 jam, dan aman dibandingkan tabung LPG 3 kg. Selain itu, program jargas juga akan menghemat subsidi LPG 3 kg dalam APBN.

Sejak diluncurkan tahun 2009 yang lalu, program yang mampu menekan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) sebesar 4,5 - 4,7 juta ton per tahun ini telah terpasang sebanyak 325.773 SR yang terdistribusi di 16 provinsi, 40 kabupaten/kota. Untuk tahun 2019 ini, Kementerian ESDM merencanakan pembangunan jargas melalui pendanaan dari APBN sebanyak 78.216 sambungan rumah di 18 kota/kabupaten di 9 provinsi. (CIT)