Simulasi Tanggap Darurat Migas Nasional

Tuesday, 21 November 2017 - Dibaca 1924 kali

Jakarta, Pemerintah bersama PT Pertamina (Persero) melakukan Simulasi Tanggap Darurat Nasional, Selasa (21/11). Simulasi dilakukan di Gedung Migas Kementerian ESDM, Kantor Pusat PT Pertamina (Persero) dan Kilang RU VI Balongan.

Simulasi ini diikuti oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Ego Syahrial sebagai ketua tim Migas Crisis Center (MCC), Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Patuan Alfon S., Sekretaris Direktorat Jenderal Migas Susyanto, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Harya Adityawarman dan anggota tim lain.

Sedangkan dari pihak PT Pertamina (Persero), hadir Dirut PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik sebagai komando utama Pertamina Coorporate Crisis Center, GM RU VI Balongan selaku Komando lapangan serta Direksi dan manajemen PT Pertamina (Persero).

Simulasi tanggap darurat migas nasional ini bertujuan untuk melihat respon badan usaha dalam melaporkan kondisi darurat migas kepada Pemerintah dan antisipasi yang dilakukan badan usaha agar dampak yang ditimbulkan dari kondisi darurat ini tidak meluas, hingga berdampak kepada ketahanan pasokan migas.

Acara ini dimaksudkan untuk menguji kesiapan Migas Crisis Center (MCC) baik secara personil, maupun sarana dan pra sarana dalam merespon laporan badan usaha terkait adanya kondisi darurat migas akibat dari Kecelakaan, Pencemaran dan Gangguan Keamanan yang dapat berdampak kepada ketahanan pasokan migas, sehingga kondisi darurat ini dapat segera teratasi.

3a7fa3a6660ae2f2c06ab152f5de3074.jpg

Kegiatan simulasi tanggap darurat migas nasional ini terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu tingkat satu, dua dan tiga. Tingkat satu dimulai ketika GM RU VI Balongan menyampaikan bahwa telah terjadi kebakaran pada Tangki 42-T-301E, yang kemudian menyambar ke dua unit tangki lainnya di sebelahnya.

Emergency Response Team RU VI Balongan diaktifkan. RU VI meminta bantuan dari TBBM Balongan dan Pertamina EP Field Jatibarang dikarenakan RU VI tidak dapat menanggulanginya sendiri, adapun bantuan yang diberikan hanya mampu mendinginkan dinding tanki sekitar.

Selain itu, dilaporkan adanya kebakaran pada jaringan pipa penyalur BBM dari TBBM Balongan ke TBBM Plumpang, Jakarta yang juga terjadi tumpahan minyak ke sungai dan laut. Sehingga kejadian ini masuk ke kondisi darurat migas tingkat dua.

Tingkat dua menyatakan kondisi darurat migas yang berdampak pada PT Pertamina (Persero) akibat eskalasi dari dampak yang terjadi di PT Pertamina RU VI Balongan. Pimpinan PT Pertamina melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait termasuk Polri dan Ditjen Migas juga Menkopolhuman untuk mengamankan fasilitas vital lainnya dan pasokan BBM. Tidak ada korban jiwa, tetapi terdapat korban 5 orang luka ringan dan 800 orang terkena gangguan pernapasan akibat asap (ISPA).

Dirut Pertamina Elia Massa dalam laporannya melalu teleconference menyatakan, kilang Balongan sangat strategis karena 50% pasokan BBM berasal dari kilang tersebut. Oleh karena itu, Pertamina bekerja keras mengatasi kejadian ini. "Semua pihak terkait sesuai prosedur, sudah kita laporkan mengenai kejadian ini," tambahnya.

Selanjutnya, ada indikasi serangan teroris di TBBM Balongan yang menyebabkan kondisi darurat migas masuk ke tingkat tiga, di mana kondisi darurat migas yang berdampak pada suplai BBM di Jabodetabek sebagai akibat eskalasi kejadian sebelumnya.

Dirjen Migas membantu dalam menanggulangi dampak kebakaran tersebut, jika PT Pertamina membutuhkan bantuan koordinasi antar instansi atau dalam penanganan korban, pengamanan pasokan dan kemungkinan impor peralatan, bahan kimia serta BBM. Masing-masing pihak melakukan penanganan sebagaimana yang seharusnya.

Pada pukul 11.55 Dirut Pertamina melaporkan kepada Dirjen Migas bahwa kondisi sudah dapat ditangani. Kemudian dari pihak RU VI Balongan menyampaikan bahwa Kilang RU VI membutuhkan 2-4 minggu untuk pulih dan dapat beroperasi normal. Berdasarkan laporan tersebut Dirjen Migas menyatakan kondisi sudah aman dan MCC ditutup.

Acara simulasi tanggap darurat migas nasional ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi baik kepada badan usaha maupun Pemerintah terhadap prosedur untuk menangani kondisi darurat migas nasional yang sebenarnya.

"Terima kasih atas kesiapan Pertamina dalam hal simulasi tanggap darurat nasional ini. Saya lihat Pak Dirut hadir lengkap bersama tim dan kesiapan RU VI Balongan," ujar Dirjen Migas. (TW)