Tingkatkan Silaturahmi dan Sinergitas, Ditjen Migas Gelar Halal Bihalal Idul Fitri 1444 H

Tuesday, 2 May 2023 - Dibaca 139 kali

Jakarta, Mengawali pekan pertama Mei 2023, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi menggelar Halal Bihalal di Auditorium Ibnu Sutowo, Jakarta, Selasa (2/5). Kegiatan saling memaafkan atas kesalahan atau kekhilafan di masa lalu setelah merayakan Idul Fitri 1444 H, bertujuan untuk meningkatkan silaturahmi dan sinergitas di lingkungan Ditjen Migas.

Halal Bihalal dipimpin oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji, serta dihadiri oleh para Pejabat Eselon II, Ketua Kelompok Kerja dan pegawai di lingkungan Ditjen Migas.

"Segenap pimpinan Ditjen Migas mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Mohon maaf lahir dan batin atas kekhilafan selama kami memimpin Ditjen Migas," ujar Dirjen Migas Tutuka Ariadji.

Dia menegaskan, kebijakan atau keputusan yang diambil pimpinan selama ini, semata-mata demi kepentingan bersama, bangsa dan negara.

Kerja sama yang selama ini terjalin diharapkan dapat ditingkatkan. Tanpa dukungan seluruh pegawai Ditjen Migas, tidak dapat dihasilkan kebijakan yang signifikan dan berkelanjutan. "Kami haturkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pegawai Ditjen Migas atas dedikasinya untuk institusi ini, bangsa dan negara," imbuhnya.

Tutuka juga menyampaikan apresiasinya atas kinerja Ditjen Migas selama tahun 2023 yang terus melejit sesuai dengan harapan Menteri ESDM. "Biasanya pada awal tahun, kegiatan dan penyerapan anggaran berbentuk kurva yang melandai, Namun sekarang berubah langsung tajam dan kami sangat menghargai hal itu. Jangan lengah dengan kondisi yang dihasilkan," katanya seraya menambahkan bahwa tahun ini akan dilakukan penataan kembali program berbasis IT.

Selanjutnya, sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk menekan emisi gas kaca, menurut Tutuka, tugas Ditjen Migas akan semakin besar yaitu menangani emisi CO2 dalam kegiatan usaha migas. Kemampuan Indonesia ini telah diakui negara-negara tetangga dan hal ini menjadi peluang ke depan. Untuk itu diperlukan berbagai persiapan, terutama terkait kompetensi dan infrastruktur.

"Nantinya, pipa-pipa infrastruktur tidak hanya mengirimkan gas, tetapi juga CO2 yang sekarang ini dianggap sampah. Kita punya segalanya untuk menjalankan hal ini," pungkasnya. (TW)