Geoseminar dengan tema Informasi Geologi Sebagai Dasar untuk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Terjadinya Gempa Bumi Palu

Monday, 15 October 2018 - Dibaca 4100 kali

Badan Geologi Kementerian ESDM menyelenggarakan Geoseminar dengan tema "Informasi Geologi Sebagai Dasar untuk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Terjadinya Gempa Bumi Palu" di Gedung Sekretariat Jenderal KESDM Jakarta pada Jumat (12/10/2018) dengan narasumber yang terdiri dari Peneliti Utama Badan Geologi Asdani Suhaimi yang membawakan materi berjudul "Pertimbangan Geologi dan Kegempaan untuk Pembangunan Berkelanjutan di Kota Palu dsk Pasca Gempa Bumi Tsunamigenik Palu-Donggala-Sigi". Narasumber Taufik Wira Buana dari Badan Geologi membahas "Potensi Liquifaksi Palu". Sedangkan Supartoyo Ketua Tim Tanggap Darurat Palu dari Badan Geologi menguraikan tentang "Dampak Permukaan Gempa Bumi Palu-Donggala".

Acara ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari berbagai Kementerian/Lembaga, Perguruan Tinggi, Asosiasi Profesi dan juga media dengan jumlah peserta mencapai 150 orang. Geoseminar ini bertujuan untuk menyampaikan data terbaru tentang kondisi Palu dan sekitarnya dari aspek Geologi dan menyampaikan kepada masyarakat bahwa daerah Palu secara geologi masih dapat dibangun kembali, namun dengan memenuhi beberapa persyaratan tertentu.

Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam sambutannya menyatakan bahwa Palu Sulawesi Tengah ini setelah mengalami bencana gempa dan liquifaksi perlu ditinjau kembali secara keilmuan daerah mana yang bisa dibangun kembali untuk hunian dan daerah mana yang tidak bisa dipakai untuk hunian manusia. Jonan menganjurkan agar meninjau kembali wilayah-wilayah mana yang bisa digunakan supaya kita bisa menjaga terjadinya korban apabila terjadi bencana berikutnya. "Kita tidak pernah tahu kapan terjadinya gempa ataupun bencana geologi lainnya. Secara keilmuan tidak bisa dipastikan. Supaya dapat meminimalisir korban maka perlu dilakukan mitigasi sehingga aman utk masyarakat", tegas Jonan. Perlunya otoritas yang mengkoordinasikan instansi pemerintah, seluruh pihak terkait untuk bersama-sama bekerja dalam mencegah terjadinya korban apabila suatu saat terjadi bencana geologi.

Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar mengungkapkan bahwa dengan kejadian gempa dan liquifaksi, Palu bukan berarti tidak boleh dihuni. Bisa dihuni tapi dengan persyaratan khusus. Badan Geologi KESDM bersama sama dengan Kementerian ATR, Kementerian PUPR, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, BMKG, BNPB, BAPPENAS memutuskan konstruksi apa yang cocok untuk Palu. Harapan pemerintah, Kota Palu yang ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang terletak di Provinsi Sulawesi Tengah yang didesain sebagai pusat logistik terpadu dan industri pengolahan pertambangan di wilayah Sulawesi, dapat tumbuh dan dikembangkan kembali setelah gempabumi ini.

Badan Geologi Kementerian ESDM senantiasa melakukan upaya mitigasi bencana dengan memetakan daerah yang pernah terjadi gempabumi dan tsunami yang disajikan dalam peta rawan gempa bumi dan tsunami, serta ada juga potensi likuifaksi yang merupakan kajian di masa lalu (sebelum dan sesudah 2012). Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempa bumi dan Tsunami secara rutin disampaikan kepada seluruh pemerintah daerah. Dimanapun, wilayahnya harus melakukan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap gempa dan tsunami. Penataan ruang hendaknya berbasis kebencanaan termasuk semua infrastruktur bangunan harus mempertimbangkan aspek kegempaan. Ini salah satu upaya mitigasi pengurangan resiko bencana geologi.

Semua penyelidikan Badan Geologi masih berlangsung di Palu dan diharapkan dalam 1 bulan rekomendasi teknis akan dikeluarkan dan diharapkan dapat digunakan untuk keperluan rehabilitasi dan rekonstruksi Palu dan sekitarnya.

Penyusun : Titan Roskusumah