Peresmian Sumur Bor Air Tanah Di Desa Tempursari, Kecamatan Candimulyo, Magelang Jawa Tengah

Monday, 8 January 2018 - Dibaca 6990 kali


Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Rudy Suhendar bersama Bupati Magelang Zaenal Arifin, dan Anggota DPR RI Komisi VII Fraksi Gerindra, Harry Poernomo, melakukan peresmian fasilitas air bersih di Desa Tempursari Kecamatan Candimulyo, magelang Jawa Tengah.

Badan Geologi melalui pengeboran air tanah dalam yang dibangun oleh Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) pada tahun 2017 membangun 5 unit di Kabupaten Magelang, tersebar di lima desa: 1) Desa Tempursari, Kec. Candimulyo; 2) Desa Paripurno, Kec. Salaman; 3) Desa Sidosari, Kec. Salaman; 4) Desa Ngadirejo, Kec. Salaman; dan 5) Desa Wringinputih, Kec. Borobudur. Peresmian tersebut dihadiri oleh segenap jajaran SKPD Kabupaten Magelang, Muspika Kecamatan Candilmulyo, perangkat desa yang menerima bantuan sumur bor, serta masyarakat di sekitar lokasi peresmian.


peresmiansumurborairtanahdidesatempursar

Berfoto bersama di depan sumur bor yang telah resmi menjadi milik masyarakat.

Peresmian ini menandakan bahwa sumur bor yang telah dibangun pada tahun 2017 tersebut dapat secara penuh digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Selain itu, peresmian ini juga dimaksudkan sebagai bahan sosialisasi kepada masyarakat bahwa pemerintah pusat, dalam hal ini Badan Geologi, Kementerian ESDM, bekerja sama dengan pemerintah daerah dan didukung oleh DPR RI (Komisi VII) memiliki program yang pro terhadap kesejahteraan masyarakat, yaitu pengentasan daerah sulit air bersih melalui pengeboran air tanah dalam. Dimana beberapa daerah di Kab. Magelang mengalami permasalahan penyediaan air bersih karena kondisi alamnya. Lima unit sumur bor yang dibangun di Kab. Magelang pada tahun 2017 tersebut memiliki spesifikasi teknis kedalaman antara 57 s/d 126 m, debit antara 1 s/d 2 Liter/detik, dengan konstruksi pipa besi galvanis diamater 6 inchi, pasokan listrik dari genset dengan kapasitas 10 kVA=8 kWatt, menggunakan pompa selam (submersible) 3 PK, dan dilengkapi dengan rumah genset, rumah pompa, dan bak penampungan air berkapasitas 5000 liter. Dengan debit antara 1 s/d 2 liter/detik, kelima sumur bor tersebut diharapkan dapat melayani sebanyak kurang lebih 2000 Kepala Keluarga (KK).

Secara keseluruhan, pada tahun 2017, Badan Geologi ditargetkan untuk membangun sumur bor sebanyak 250 unit, tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di Provinsi Jawa Tengah, direncanakan untuk dibangun sebanyak 26 sumur bor yang tersebar di 17 kabupaten, yaitu Kab. Magelang 5 unit; Kab. Cilacap sebanyak 3 unit; Kab. Klaten, Kab. Pemalang, dan Kab. Wonosobo masing-masing sebanyak 2 unit, serta Kab. Banjarnegara, Kab. Batang, Kab. Brebes, Kab. Demak, Kab. Jepara, Kab. Karanganyar, Kab. Kebumen, Kab. Kudus, Kab. Pekalongan, Kab. Purworejo, Kab. Sukoharjo, dan Kab. Wonogiri masing-masing 1 unit. Program penyediaan air bersih melalui pengeboran air tanah dalam yang sudah dimulai sejak awal tahun 2000-an ini, terhitung dari tahun 2005 s/d 2017 sebanyak 1.795 unit sumur bor dapat dibangun untuk melayani kurang lebih 5 juta jiwa masyarakat daerah sulit air bersih yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Seiring dengan keberhasilan program ini dalam mengentaskan permasalahan air berih di daerah sulit air, Kementerian ESDM yang didukung oleh DPR RI Komisi VII sebagai mitra kerja berupaya terus menambah anggaran program ini agar dapat menjangkau masyarakat di daerah sulit air yang lebih banyak. Dimana jumlah daerah sulit air bersih di Indonesia, baik karena langkanya sumber air bersih atau karena kualitasnya yang kurang baik, masih cukup banyak, yang ditandai dengan masih banyaknya permintaan bantuan sumur bor air tanah dalam dari berbagai wilayah di Indonesia.


peresmiansumurborairtanahdidesatempursar

Tarian Penyambut


Pada tahun 2018, telah dianggarkan pengadaan 500 unit sumur bor, angka ini dua kali lipat dibandingkan dengan pengadaan tahun 2017. Ke 500 lokasi tersebut telah dipilih berdasarkan skala prioritas kebutuhan masyarakat terhadap air.

Penulis: Budi Joko