Menteri ESDM : “Menjadi pemimpin tidak boleh hanya memikirkan nasibnya sendiri”

Monday, 8 May 2017 - Dibaca 6108 kali

JAKARTA - Ignasius Jonan, Menteri ESDM memberikan pengarahan kepada 102 peserta diklat di lingkungan BPSDM ESDM, Senin (8/5) di Gedung Heritage KESDM, Jakarta. Diklat tersebut antara lain Diklat Penyegaran Inspektur Tambang, Diklat Teknis Uji Laik Operasi (ULO) PLTMH, Diklat Teknis Pelaksana I, Diklat Kepemimpinan tingkat III, dan Diklat Kepemimpinan tingkat IV.

Menteri ESDM didampingi oleh Djadjang Sukarna, Kepala BPSDM ESDM, Sekretaris BPSDM ESDM dan Pejabat di lingkungan KESDM lainnya. Kepala BPSDM ESDM mengatakan bahwa kegiatan diklat ini dilakukan dalam rangka pengembangan kompetensi ASN di lingkungan KESDM, sesuai dengan implementasi UU No 5 Tahun 2014 tentang ASN. "Diklat bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan di sektor ESDM juga kepemimpinan," kata Djadjang.

Dalam pengarahannya, Jonan menyampaikan bahwa sebuah diklat harus bisa bermanfaat bagi pesertanya. "Sekolah tujuannya untuk membuat peserta yang tidak mengerti menjadi mengerti," ujarnya. Ia juga berpesan pada para peserta diklat agar proaktif bertanya hal-hal yang tidak dimengerti selama diklat.

Jonan mengatakan pada peserta diklat bahwa sebagai seorang pemimpin, dalam melaksanakan tugasnya harus memikirkan nasib orang lain, tidak boleh egois. Namun kebanyakann pemimpin sekarang lebih banyak memikirkan diri sendiri dan mengabaikan anak buah. "Padahal pemimpin harus memperjuangkan unit dan anakbuahnya ke arah yang lebih baik, supaya ada perubahan yang lebih baik juga," jelasnya.

Di akhir pengarahanya, Menteri ESDM berpesan untuk menjaga nilai penting dalam hidup bermasyarakat. Mengutip pernyataan dari Buddha, jangan menyimpan dendam karena bagai munum racun tapi berharap orang lain yang mati. Senada dengan kutipan dari Mahatma Gandhi, The weak can never forgive. Forgiveness is the atrribute of the strong, artinya orang yang lemah tidak akan bisa memaafkan karena memaafkan hanya bisa dilakukan oleh orang yang berjiwa kuat. "Dendam jangan dipelihara, masing-m,asing orang sudah ada jalannya, sudah ada rejekinya, tugas kita melakukan pekerjaan semaksimal mungkin dan amanah," pungkasnya. (rwp)