5 Tahun Kedepan, PLN Hasilkan Listrik Sekitar 2000 MW dari Gas CBM

Sunday, 15 August 2010 - Dibaca 2871 kali

JAKARTA. Pemerintah sedang mengembangkan CBM sebagai salah satu energi alternatif yang banyak terdapat pada daerah-daerah penghasil batubara, seperti Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Sumatera Bagian Selatan. Pengembangan CBM merupakan salah satu alternatif penyediaan energi primer yang lebih murah dan efisien sehingga bisa dimanfaatkan oleh Pemerintah untuk memperluas upaya melistriki daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau oleh jaringan listrik PLN. Pengembangan potensi CBM juga sejalan dengan keinginan PLN untuk melakukan efisiensi pembangkitan dengan mengganti pembangkitan berbahan bakar minyak dengan gas.Dalam upaya untuk melakukan efisiensi pembangkitan tadi, PLN telah siap untuk menggunakan listrik yang dibangkitkan oleh pengembang CBM, khususnya untuk mendukung Pemerintah dalam pengembangan Program Listrik Perdesaan. Dalam upaya untuk mengembangkan potensi CBM ini, Pemerintah telah menunjuk salah satu pengembang yakni Exxon Mobil untuk melakukan studi awal dan suvey pengembangan potensi CBM di Kalimantan sebagai salah satu daerah penghasil batubara. Diharapkan pada akhir tahun 2010 atau awal 2011, sudah dapat diperoleh hasil studi pengembangan potensi CBM ini.Diharapkan dengan adanya studi awal pengembangan potensi CBM mampu menciptakan iklim usaha yang lebih menjanjikan sehingga semakin banyak investor yang bersedia mengembangkan potensi CBM untuk membangkitkan listrik. Ditargetkan dalam 5 tahun kedepan, di Indonesia akan dapat diproduksi 500 mmscfd CBM yang diperkirakan mampu menghasilkan listrik sekitar 2000 MW. Di negara-negara maju, seperti Australia potensi CBM telah dikembangkan secara meluas.Pengembangan Coalbed Methane (CBM) di Indonesia dilakukan atas kebijakan Pemerintah yang sudah dikeluarkan oleh Menteri ESDM sebagai terobosan atas menurunnya jumlah produksi minyak di Indonesia. CBM adalah gas alam dengan dominan gas metana dan disertai oleh sedikit hidrokarbon lainnya dan gas non-hidrokarbon dalam batubara hasil dari beberapa proses kimia dan fisika. CBM sama seperti gas alam konvensional yang kita kenal saat ini, namun perbedaannya adalah CBM berasosiasi dengan batubara sebagai source rock dan reservoirnya. Sedangkan gas alam yang kita kenal saat ini, walaupun sebagian ada yang bersumber dari batubara, diproduksikan dari reservoir pasir, gamping maupun rekahan batuan beku. Hal lain yang membedakan keduanya adalah cara penambangannya dimana reservoir CBM harus direkayasa terlebih dahulu sebelum gasnya dapat diproduksikan. Selain melalui proses kimia, CBM dapat terbentuk dari aktifitas bakteri metanogenik dalam air yang terperangkap dalam batubara khususnya lignit. (SF)

Share This!