Ada Kesesuaian Karakteristik Minyak Montara Dengan Tumpahan di Laut Timor

Tuesday, 27 July 2010 - Dibaca 3027 kali

JAKARTA. Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi laboratorium Lemigas Kementerian ESDM terhadap sampel tarball dan sampel minyak Montara, disimpulkan adanya kesesuaian karakteristik minyak yang ditemukan di perairan Laut Timor dengan minyak yang berasal dari platform Montara di Australia."Dari hasil yang dilakukan dengan tingkat kepercayaan 80%, (tumpahan) minyak itu memang berasal dari Montara," ungkap Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo pada rapat kerja dengan Komisi VII DPR mengenai tumpahan minyak di Laut Timor, Selasa (27/7).Evita memaparkan, sebagai anggota Tim Nasional Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut, sejak September 2009 Kementerian ESDM telah mengikuti rapat koordinasi dengan instansi terkait dan melakukan berbagai langkah, antara lain Balitbang Kementerian ESDM telah melakukan analisis finger prints terhadap sampel tarball dan sampel minyak Montara dan disimpulkan adanya kesesuaian karakteristik minyak yang ditemukan di perairan Laut Timor dengan minyak yang berasal dari platform Montara di Australia."Selain itu, pada tanggal 18 Juni 2010, Menteri ESDM dan Menteri Negara Lingkungan Hidup melakukan kunjungan ke Kupang, NTT," paparnya.Ia menambahkan, selain berkoordinasi membentuk Tim Advokasi, Kementerian ESDM juga melakukan komunikasi dengan pihak PTTEP Thailand untuk membantu dalam proses klaim ganti rugi yang diajukan oleh Pemerintah Indonesia kepada pihak operator Blok West Atlas Laut Timor."Kami juga mengirim pejabat eselon II untuk mengikuti negosiasi Tim Advokasi ke Perth, Australia, pada hari ini," kata Evita.Kebocoran minyak dari The Montara Well Head Platform di Blok West Atlas Laut Timor perairan Australia, terjadi pada 21 Agustus 2009. Kebocoran pada well head mengakibatkan kebocoran minyak dan gas hydrocarbon.Pada tanggal 7 Oktober 2009, Otorita Keselamatan Maritim Australia (AMSA) memberikan informasi kepada Kementerian Perhubungan RI bahwa pencemaran minyak mentah sudah mencapai sekitar 51 mil laut dari Pulau Rote, NTT dan pada 3 November 2009, kebocoran berhasil ditutup.Selanjutnya, pada 5 Maret 2010, Kementerian Perhubungan yang merupakan Ketua Timnas Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut, telah melaporkan kepada Presiden kronologis kejadian dan langkah-langkah aksi yang sedang dan akan dilakukan Timnas.Pada 27 Juli 2010, Tim Advokasi Indonesia melakukan pertemuan dengan PTTEP Australias Sea Operations selaku operator blok tersebut di Perth, Australia, terkait upaya pengajuan klaim ganti rugi. (TW)

Share This!