Akhirnya Bapak Pulang

Friday, 24 May 2013 - Dibaca 1781 kali

TEMBAGAPURA - Peluh keringat membasahi sekujur tubuh Bapak Mulyadi, koordinator Tim Tanggap Darurat PT Freeport Indonesia. Sejak awal kejadian runtuhan batuan yang menimpa peserta training pada tanggal 14 Mei 2013, Mulyadi tidak berhenti mengupayakan proses evakuasi para korban dan tetap berada di loksi kejadian bersama anggota timnya dan gabungan tin-tim lainnya, hingga tanggal 21 Mei malam proses evakuasi dinyatakan selesai baru Bapak paruh bayu ini dapat kembali ke rumah dan meluruskan punggungnya...Akhirnya Bapak pulang, ucap sang anak.

" Saya sudah 17 tahun berkarir di PT Freeport Indonesia. Saya bergabung dalam Emergency Response Group (ERG), sejak tahun 2012 saya bergabung dalam emergency response team underground mining," ujar Mulyadi kepada esdm.go.id, Kamis (23/5/2013).

Menurut Pria kelahiran Polewali Mandar ini, kejadian kecelakaan berupa runtuhan batuan yang menimpa area training BigGossan di Mile 74, Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua merupakan yang terbesar, tersulit dalam evakuasi yang menguras tenaga. " sejak kejadian kecelakaan itu, saya beserta tim langsung menuju lokasi kejadian untuk membantu proses penyelamatan. Setiap hari 24 jam bergantian antar anggota, kami terus berusaha menyelamatkan para korban'"ujarnya.

Bapak berputra 4 orang menyatakan, tidak pernah kami pulang ke rumah sejak kejadian, kami tidur dan beristirahat disekitar lokasi kecelakaan, bisa di ruang training, bisa di mushola, dimana saja, sampai selesai proses evakuasi seluruh korban dinyatakan selesai baru kami pulang ke rumah, ujar Mulyadi.

Mulyadi menuturkan, setelah alarm tanda bahaya berbunyi kami segera meluncur menuju lokasi kecelakaan, pada saat itu tanggal 14 Mei 2013 pukul 07:30 runtuhan batuan menimpa kelas pelatihan yang dipenuhi peserta training penyegaran safety tahunan tambang bawah tanah, saat itu tercatat yang mengikuti pelatihan sebanyak 40 karyawan (belakangan diketahui 2 karyawan masih didalam mess tidak mengikuti training. Red). Runtuhan tepat terjadi diatas kelas training.

Diungkapkannya, kami gunakan segala perlengkapan, namun tahap awal kamu gunakan alat-alat sederhana untuk menghindari terjadi runtuhan susulan. Setelah memungkinkan baru kami gunakan alat-alat berat lainnya., tambah Mulyadi.

Hingga hari Selasa tanggal 22 Mei pukul 22 malam, semua korban sudah ditemukan sebanyak 38 orang, 10 korban dalam keadaan cedera dan 28 orang meninggal dunia.

Kerja keras sudah menjadi gaya hidup Mulyadi, bersama teman - temen group rescue lainnya yang telah berkontribusi dalam berbagai kegiatan penyelamatan di berbagai wilayah, termasuk di Jakarta, Padang dan Mentawai. Berbagai macam sertifikat dan penghargaan sudah beliau dapatkan dan yang terbaru adalah menerima piagam penghargaan sebagai Tim Emergency Preparedness an Respons oleh Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo atas jasa-jasanya bersama group rescue lainnya menyelamatkan dan mengevakuasi korban runtuhan PT Freeport. (SF)

Share This!