AS dan China Masih Andalkan Batubara

Monday, 21 December 2009 - Dibaca 9627 kali

JAKARTA. Hingga saat ini, Amerika Serikat dan China masih menduduki peringkat teratas negara penyumbang emisi dunia. Tingginya tingkat emisi kedua negara tersebut salah satunya diakibatkan tingginya penggunaan batubara sebagai sumber energi bagi pembangkit listrik di AS maupun China. Amerika Serikat masih memiliki cadangan batubara sebesar 264 miliar ton yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi 225 tahun ke depan dengan laju saat ini. Batubara yang murah dan mudah diperoleh di kawasan Amerika Serikat menghasilkan setengah daya listrik negara tersebut. Setiap hari, sekitar 14.000 ton batubara dibakar di pembangkit listrik Hunter, Utah, yang memasok listrik ke wilayah Barat AS.China memproduksi lebih dari 18 miliar ton karbondioksida per tahun. Di China, lebih dari 80% listrik Negara tersebut dihasilkan oleh pembangkit bertenaga batubara. Tercatat sebanyak 46% produksi batubara tua dunia dihasilkan China. Bahkan, pada awal tahun 2008, dua buah pembangkit listrik tenaga batubara dioperasikan setiap minggunya untuk mengimbangi pesatnya laju pertumbuhan ekonomi China. Pemanfaatan batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik masih menjadi pilihan utama dilihat dari sisi cadangan, kemudahan transportasi, dan biaya yang murah. Namun, dampak lingkungan akibat penambangan batubara juga sangat tinggi.Selain banyaknya pencemar yang terkandung di dalam batubara seperti sulfur dioksida, nitrogen, dan air raksa, pembakaran batubara menghasilkan penyumbang utama pemanasan global, karbondioksida. Saat dibakar, batubara melepaskan karbondioksida dalam jumlah banyak ke atmosfer, yang memicu terjadinya efek rumah kaca.

Share This!