Bencana Alam Gerakan Tanah di Kabupaten Manggarai, NTT

Tuesday, 13 March 2007 - Dibaca 9000 kali

Di Kecamatan Cibal, longsoran ini mengakibatkan 44 orang meninggal dunia, 21 orang luka-luka, 6 rumah rusak berat dan 500 orang mengungsi. Selain itu dampak dari longsoran ini adalah, putusnya ruas jalan Ruteng- Reo sehingga suplai bahan bakar minyak dari Reo ke Ruteng terhenti dan terjadi kelangkaan bahan bakar. Sedangkan di kecamatan Lambaleda 19 orang meninggal dunia, 9 rumah rusak berat, 16 rumah tertimbun tanah longsor , 1100 orang mengungsi dan jalur jalan putus total.


Penyebab terjadinya gerakan tanah ini antara lain adalah, tingginya curah hujan selama 6 hari sebelum dan saat kejadian, kemiringan lereng yang sangat terjal, tidak adanya drainase lereng yang baik, sifat tanah dan batuan yang lunak dan mudah lepas serta kurangnya vegetasi penutup yang berakar kuat.


Mengingat intensitas curah hujan di daerah bencana masih tinggi, maka Kepala Badan Geologi DESDM merekomendasikan agar pemukiman yang ada di sepanjang tebing jalan Ruteng-Reo dan daerah yang longsor harus segera dikosongkan karena sudah tidak layak huni. Selain itu material longsoran yang menimbun badan jalan dan alur sungai harus segera dibersihkan dan dilebarkan supaya tidak menghambat aliran alur sungai, dilarang membuat pemukiman baru dan pemotongan lereng pada dan di bawah tebing lereng yang terjal, timbunan material yang menimbun Wae Naong dan anak sungainya di Kecamatan Lambaleda yang membentuk danau harus segera dibuka sehingga aliran air menjadi lancar, jangan beraktifitas di material longsoran karena curah hujan masih tinggi, untuk sementara penduduk yang tinggal di lereng terjal harus diungsikan ke tempat aman dan harus diwaspadai daerah potensi banjir banding di alur sungai Wae Pesi, Wae Racang dan Wae Renca di Kecamatan Cibal serta sungai Wae Naong, kecamatan Lambaleda.

Share This!