Cahaya Tenaga Surya Kini 24 Jam Terangi Pos Yabanda

Monday, 23 November 2020 - Dibaca 673 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 361.Pers/04/SJI/2020

Tanggal: 23 November 2020

Cahaya Tenaga Surya Kini 24 Jam Terangi Pos Yabanda

Dengan langkah tegap, tangan pria itu kokoh menenteng senjata. Berbalut seragam lengkap dan pelindung kepala, ia berjalan tegap menuju pos tinjau di sudut timur Pos TNI Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Yabanda. Terik siang itu tak mengganggu konsentrasinya, siap siaga memantau jauh ke depan, menjaga perbatasan nusantara dari Kampung Yabanda, Distrik Yaffi, Kabupaten Keerom, berjarak sekitar 140 km dari ibukota Papua, Jayapura.

Ialah Dedy Harismansyah (28), prajurit TNI berpangkat Praka dari Batalyon Infanteri Raider 100/Prajurit Setia dari Kodam Bukit Barisan yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Papua Nugini. Bulan ini adalah bulan keenam ia bersama 20 orang prajurit lainnya bertugas di Pos Pamtas Yabanda, mengemban tugas besar mengamankan perbatasan negara yang ada di Provinsi Papua tersebut.

Berbeda dengan saat kedatangannya enam bulan silam, saat ini listrik di Pos Yabanda telah menyala 24 jam sejak beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat berkapasitas 5 kiloWatt peak (kWp), digunakan untuk penerangan di malam hari, menyalakan TV, mengecas HP, dan menyalakan beberapa perangkat hiburan lain.

c-Screen%20Shot%202020-11-23%20at%2009.5

"Di awal bertugas di Yabanda, kami sempat melewati malam tanpa cahaya, listrik menyala tergantung ketersediaan bensin untuk genset, beberapa kali hanya menyala 1 jam di jam 19.00 hingga jam 20.00 saja. Kalau bensin habis, pasrah sudah dengan gelap malam, hiburan juga tidak ada," ungkap pria kelahiran Bengkulu tersebut kepada esdm.go.id, ditemui di Pos Pamtas Yabanda, Kamis (19/11).

Dedy mengaku bersyukur kini listrik sudah menyala 24 jam, sinyal komunikasi pun lancar di pos ini. "Alhamdulillah sekarang sudah menyala siang-malam, saat istirahat pun bisa menghubungi keluarga di rumah dengan nyaman," ungkapnya.

Ia mengaku, prajurit di beberapa pos pamtas lain tak seberuntung dirinya. "Masih ada pos-pos yang nyala listriknya masih tergantung genset, sinyal wifi juga belum sampai," tambah Dedy.

Tak hanya Dedy dan prajurit di Pos Yabanda, warga Kampung Yabanda pun turut menikmati hadirnya listrik yang menyala 24 jam di Pos jaga tersebut. Musa Mambraku (49), guru SD Impres Yabanda yang kerap menghabiskan waktu istirahatnya di Pos Yabanda mengaku sangat terbantu karena bisa mengikuti berita terkini melalui televisi yang memang disediakan untuk warga setempat di pos tersebut.

c-WhatsApp%20Image%202020-11-19%20at%206

"Senang sekali bisa numpang mengecas HP juga. Di kampung kami pakai genset untuk sebagian warga. Harga seliternya 15 ribu, mahal sekali. Sebagian lainnya masih gelap. Jadi kami lebih sering kesini, gratis listriknya, hiburan juga ada," tutur Musa menyampaikan rasa senangnya.

PLTS Terpusat di Pos Pamtas Yabanda adalah satu dari 9 PLTS Terpusat yang dibangun di Pos Pamtas Provinsi Papua melalui APBN Kementerian ESDM Tahun Anggaran 2019. Kedelapan pos pamtas lainnya yakni Pos Pamtas Kalibom, Kalilapar, KM 140, Oksibil, Kiwirok, Okbibab, Somografi dan Tatakra. Dengan kehadiran PLTS di pos jaga TNI, diharapkan pos-pos jaga batas negara ini dapat mandiri dalam penyediaan energi tanpa harus bergantung pada suplai bensin atau diesel yang selama ini digunakan. (KO)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama

Agung Pribadi (08112213555)

Share This!