China dan India Siap Impor Gas Bumi Untuk Penuhi Kebutuhan Listrik

Friday, 10 July 2009 - Dibaca 4001 kali

JAKARTA. Untuk mendukung perkembangan ekonominya, dua raksasa Asia, Cina dan India, tengah giat membangun fasilitas pembangkit listrik guna memenuhi kebutuhan listrik dalam negeri mereka. Dalam 50 tahun ke depan, diperkirakan kapasitas pembangkit di Cina dan di India akan melebihi kapasitas pembangkit yang dimiliki Amerika Serikat saat ini. Saat ini, hampir 40% dari kebutuhan listrik dunia dipenuhi oleh PLTU berbahan bakar batubara. Sementara di Cina dan India sendiri jumlah PLTU berbahan bakar batubara mencapai 80%. Besarnya cadangan batubara yang dimiliki oleh Cina dan India turut mendukung penggunaan sumber energi tersebut sebagai bahan bakar pembangkit. Hingga saat ini, pengurangan dampak negatif penggunaan bahan bakar batubara di kedua negara tersebut dilakukan melalui proses gasifikasi.Secara global, kebutuhan listrik dunia akan terus meningkat hingga tiga kali lipat pada tahun 2050. Dengan tingginya permintaan ini, gas alam diproyeksikan dapat menjadi sumber utama bagi pemenuhan kebutuhan listrik menggantikan batubara. Selain sumber daya yang melimpah, gas alam turut mengurangi dampak negatif bagi lingkungan karena emisi CO2 dari gas alam hanya setengah dari batubara untuk produksi listrik dengan jumlah yang sama.Namun, kecilnya jumlah cadangan gas alam yang dimiliki Cina dan India menuntut kedua negara tersebut untuk mengimpor gas dalam jumlah besar. Impor akan dilakukan dalam bentuk LNG, yakni gas yang didinginkan pada suhu minus 160oC, sehingga merubahnya menjadi bentuk cair yang yang hanya bervolume 1/600 dari ukuran awalnya. LNG dalam bentuk cair ini akan mempermudah transportasi. Proses juga ini dapat mendorong pembangunan lapangan gas terpencil, membuka kesempatan bagi lebih banyak negara untuk menggunakan gas, serta memberi pilihan bagi para pengguna untuk memilih pemasok masing-masing.

Share This!