Evakuasi Korban Runtuhan PT Freeport Selesai

Wednesday, 22 May 2013 - Dibaca 2769 kali

JAKARTA - Proses evakuasi terhadap korban runtuhan batuan (roofing collapsed) yang menimbun Ruang Kelas di Big Gossan, Level 3020, Tambang Bawah Tanah- PT Freeport Indonesia terhitung tanggal 21 Mei 2013 pukul 21:00 dinyatakan selesai. Tercatat hingga selesai proses evakuasi, 28 korban meninggal, 5 orang korban luka ringan dan 5 orang luka berat serta 2 orang selamat.

" Hari ini saya memanggil President and Chief Executive Officer and a director of Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc, Richard C. Adkerson, saya meminta laporan lengkap dari Freeport dari awal kejadian sampai hari ini dan apa rencana mereka kedepan sebelum saya memberikan penjelasan awal saya mengucapkan belasungkawa kepada para korban runtuhan tambang bawah tanah di Freeport. Tadi malam jam 21 evakuasi terakhir dilakukan selesai, sehingga baru hari ini mereka bisa datang kepada saya untuk melaporkan segalanya," ujar Menteri ESDM, Jero Wacik dalam konferensi Persnya hari ini, Rabu, (22/5/2013).

Menteri menjelaskan, "kejadian yang di Freeport adalah pada sekelompok trainer yang sedang di training disana, justru trainingnya tentang safety. Ada 40 orang karyawan yang ditraining khusus untuk ini, dan ini merupakan training yang rutin dilakukan setiap periode dan periode ini diikuti 40 orang. sesuai dengan anjuran dan harapan kita bahwa selalu akan memberikan kesempatan yang lebih besar kepada putra daerah untuk bekerja di Freeport. maka untuk kesempatan training kali ini dikuti oleh 25 orang putra Papua dan 15 non Papua," tutur Menteri.

"Training dimulai tanggal 13 Mei pada waktu training awal 40 orang hadir, hari kedua dipagi hari jam 7: 45 38 siswa sudah masuk kelas dan terjadi runtuhan. pada waktu runtuh itu ada beberapa dipinggir cepat dia lari, sehingga ada 5 orang luka ringan 5 orang luka berat kemudian sisanya 28 ada didalam. Inilah yang berusaha diselamatkan tetapi suasana didalam ruangan itu sangat sulit medannya. Ruangan itu ada dibawah tanah kemudian ambruk, jadi berbeda dengan yang terjadi di Chile, jalannya yang tertimpa runtuhan bukan lokasi pekerjanya, mereka terjebak, sedangkan yang terjadi di Papua justru lokasi yang ditempati karyawannya yang tertimpa runtuhan," ungkap Wacik.

Menteri mengatakan untuk mengeluarkan korbanruntuhan tidaklah mudah, karena batuan yang menimbun berton-ton beratnya, karena medan yang sulit maka dipakailah alat bor untuk membantu evakuasi dengan mengambil batuan satu persatu. "Saat mau mengambil batu, batu yang satulagi mau runtuh, bisa menimpa operator bornya sendiri, jadi tidak mudah untuk melakukan evakuasi karena medannya memang sulit," ujar Menteri.

Situasi terakhir hari ini, 28 korban meninggal yang didalam itu semiua meninggal, 10 selamat, 2 di mess. 28 orang yang meninggal, 20 sudah dimakamkan, dan 8 sedang on the way ke kediamannya masing-masing, ada yang ke Timika, jayapura, Manokwari, Makasar, medan dan Palopo. Yang 5 luka ringan di obati di Tembagapura dan 5 luka berat dirawat di Rumah Sakit Bintaro.

Richard C. Adkerson mengatakan, sejak kejadian runtuhan menjadi hari sangat berat bagi PT Freeport "Minggu terakhir ini sangat sulit bagi kita semua. Ketika saya bertemu dengan karyawan terluka dan keluarga mereka di Rumah Sakit Tembagapura, dan keluarga para pekerja yang terperangkap, mereka semua menunggu berita tentang pemulihan," ujar Richard.

Richard memberikan apresiasi bagi tim penyelamat dan menyakinkan korban yang luka-luka akan mendapatkan pelayanan yang baik. "Dan tim ini, sekitar 200 orang bekerja tanpa pamrih dan tanpa kenal lelah, melalui 8 hari yang panjang untuk mengevakuasi sisa-sisa para pekerja terperangkap. Mereka luar biasa, penuh dedikasi, mereka dalam situasi berbahaya dan itu sangat sulit untuk menyelamatkan para pekerja," imbuh Richard.

Menteri meminta kepada pihak PT Freeport untuk memperhatikan para korban dan keluarganya. "Tadi saya sudah berbicara dengan bosnya Freeport, saya meminta kepada pihak Freeport untuk memakamkan semua yang sudah meninggal dengan sebaik baiknya, diurus semua, semua dengan biaya Freeport, pengobatan semua ditanggung penuh oleh Freeport termasuk semua keluarganya yang mengantar, menjemput, menunggu semua ditanggung Freeport," imbuh Menteri.

Selain itu Menteri juga meminta kepada seluruh anak-anak korban runtuhan diberikan beasiswa pendidikan agar sekolahnya tidak terputus ditengah jalan. "Seluruhnya anak-anak itu diberikan beasiswa hingga sarjana dan bagi orang tunaya menjadi korban akan diberi prioritas pertama jika ingin menjadi karyawan Freeport. mengenai besaran kompensasi bagi korban, Menteri menyatakan sudah diberikan sesuai undang-undang yang berlaku," ujar Menteri. (SF)

Share This!