Forum Perencanaan LEMIGAS 2014

Friday, 29 March 2013 - Dibaca 2587 kali

JAKARTA - Kepala Badan Litbang ESDM, FX Sutijastoto menekankan agar para peneliti mengkaji kegiatan yang dilakukan selama ini, apakah sudah mampu memberikan terobosan dalam kegiatan eksplorasi, pengelolaan data migas dan database data migas. Hal ini disampaikan saat menanggapi paparan tentang tantangan dan peluang di subsektor minyak dan gas bumi yang disampaikan oleh para stakeholders, pada Forum Perencanaan Kegiatan PPPTMGB "Lemigas" Tahun 2014 di Bandung, 27 Maret 2013.

Penelitian tidak hanya sekedar dilaksanakan sesuai minat peneliti, tetapi kegiatan tersebut sekaligus dapat menjawab tantangan dan peluang yang ada. Terkait dengan target pencapaian TKDN, penggunaan TKDN untuk industri jasa migas dalam negeri masih di bawah 5% karena sebagian besar material masih diimpor. Ini merupakan tantangan bagi PPPTMGB "Lemigas", apakah mampu memproduksi prototipe peralatan migas di dalam negeri.

Pada kesempatan ini para stakeholders PPPTMGB "Lemigas" dari PT PGN, PT Pertamina EP, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, SKK Migas dan BPH Migas didaulat untuk memaparkan tantangan dan peluang mengenai industri minyak dan gas bumi dari perspektif masing-masing. Masukan tersebut diharapkan dapat disinergikan dengan usulan kegiatan penelitian, sehingga lebih optimal dan bernilai strategis.

Kepala Divisi Riset PT PGN, Arman memaparkan bahwa terdapat beberapa isu strategis yang menjadi tantangan PT PGN, diantaranya kenaikan permintaan gas, pemakaian gas sebagai salah satu energi alternatif untuk mengantisipasi perubahan iklim, bahan bakar bersih dan ramah lingkungan dan pengembangan gas yang memiliki efek manfaat. Selama ini PT PGN telah banyak berkolaborasi dan memanfaatkan PPPTMGB "Lemigas" melalui kegiatan studi. Perusahaan penyedia gas nasional ini mengharapkan agar PPPTMGB "Lemigas" melakukan penelitian bidang hilir gas bumi terutama terhadap spesifikasi produk dan optimasi teknis terhadap peralatan penunjang eksploitasi gas bumi.

Divisi Riset PT Pertamina EP menginformasikan teknologi pengeboran merupakan tantangan berat bagi industri migas, terutama bagi kontraktor migas yang ingin masuk ke kawasan laut dalam. Untuk menaklukkan kawasan tersebut, diperlukan teknologi terkini dan canggih untuk mengoptimalkan cadangan migas. Untuk mengakselerasi produksi minyak, sarana dan prasarana yang dibutuhkan PT Pertamina EP untuk eksplorasi area Sumatera Barat dan Jawa Barat membutuhkan peralatan HTHP Well Logging, Horizontal Drilling dan Fracture untuk Shale Gas, deteksi Fractured Reservoir di Basement serta teknologi untuk memproduksi minyak berat. Di area offshore Sulawesi, PT Pertamina EP membutuhkan teknologi dan peralatan untuk mendeteksi keberadaan hidrokarbon dan pengeboran laut dalam.

Perwakilan Ditjen Migas sendiri memaparkan beberapa peluang peningkatan produksi migas, antara lain terdapat banyak cekungan hidrokarbon yang belum dieksplorasi, struktur idle yang belum dikembangkan, potensi penerapan eor pada lapangan eksisting, penemuan potensi migas yang cukup signifikan di wilayah laut dalam serta potensi pengembangan unconventional gas.

Dari sisi regulator sendiri, industri migas sendiri menghadapi tantangan yang cukup beragam, mulai dari penurunan alamiah produksi minyak, kebijakan fiskal yang memberatkan investor, tumpang tindih lahan ekspolorasi dan eksploitasi serta belum adanya kepastian hukum bagi KKKS (Contractor's Entitlement). Permasalahan yang tidak kalah pelik saat ini dialami oleh para pelaku industri migas adalah regulasi yang diterbitkan pemerintah daerah, ijin penggunaan lokasi, mekanisme dan besaran pembayaran ganti rugi tanaman dan tanah kepada masyarakat setempat, dan beragam kendala sosial lainya seperti pencurian minyak, penyelundupan BBM atau pengrusakan fasilitas jaringan distribusi.

Perwakilan dari SKK Migas menyatakan bahwa peningkatan produksi tidak akan mungkin bisa jika cadangan migas juga tidak bertambah. Oleh karena itu kegiatan eksplorasi menjadi sangat penting. Kendala yang dihadapi SKK Migas saat ini terutama dari sisi kurangnya sumber daya migas, terutama tenaga kerja bidang pemboran. Peluang yang perlu ditangkap PPPTMGB "Lemigas" dalam peningkatan produksi di antaranya peningkatan eksplorasi cadangan gas, perbaikan kualitas data migas untuk memperkuat negosiasi serta peningkatan kualitas sumber daya.

Untuk perencanaan kegiatan tahun 2014, ada 38 judul kegiatan yang diajukan dan dipresentasikan secara paralel. Usulan yang disampaikan terkait isu nasional dan beberapa di antaranya merupakan penugasan khusus dari Menteri ESDM, yakni penelitian dan pengkajian peningkatan cadangan migas, penambahan sumber daya migas, tingkat konsumsi dalam negeri (TKDN), konservasi energi, pemanasan global, perubahan iklim dan gas unkonvensional.

Sutijastoto berpesan, forum ini merupakan sarana untuk mengkaji, menilai dan menyusun prioritas kegiatan yang diusulkan oleh Kelompok Program Penelitian dan Pengembangan PPPTMGB "Lemigas", agar kegiatan yang dilaksanakan dapat memberikan kontribusi terhadap kebijakan sektor ESDM. Pelaksanaan forum juga untuk mencegah duplikasi kegiatan litbang, baik di internal Badan Litbang ESDM, internal PPPTMGB "Lemigas" maupun unit terkait lainnya, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dengan unit lainnya. Kegiatan yang diusulkan para peneliti juga dapat menjadi bahan untuk disinergikan dengan tantangan dan peluang yang disampaikan para pemangku kepentingan. (ER)

Share This!