G. Talang, G. Ibu, dan G. Karangetang Tetap dalam Status ”SIAGA”

Tuesday, 15 December 2009 - Dibaca 3319 kali

BANDUNG. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG), Surono menyampaikan perkembangan dua gunung api yang saat ini dalam status "Siaga". Ketiga gunung tersebut adalah G. Ibu, Maluku Utara dan G. Karangetang di Provinsi Sulawesi Utara. Aktifitas vulkanik ketiga gunung api berstatus hingga kemarin (5/1), tidak menunjukkan peningkatan sehingga status ketiga gunung tersebut tetap pada status "Siaga".Kepala PVG menuturkan, status level "Siaga" kedua gunung api tersebut ditetapkan berdasarkan hasil analisis dan pemantauan secara visual oleh pengamat gunung api setempat. Status kegempaan yang dianalisa meliputi, kejadian gempa vulkanik, tektonik dan gempa tremor dilanjutkan dengan pengamatan secara visual."Pengamatan visual juga dilakukan untuk mendukung analisa status kegempaan", ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG), Surono.Pemantauan secara intensif terus melakukan pemantauan aktifitas vulkanik ketiga gunung api tersebut guna mengevaluasi statusnya dan tetap berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat (Satlak PB dan Satkorlak PBP).Selanjutnya Kepala PVG meminta kepada masyarakat untuk tetap mewaspadai awan panas, aliran lahar dan material guguran yang dapat sewaktu-waktu terjadi. Selain itu masyarakat tetap menjalin komunikasi serta mengikuti dan mentaati semua ketentuan yang ditetapkan Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB), Satkorlak PBP dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melalui Pos Pengamatan Gunung Api setempat.Khusus untuk G. Ibu Kepala Pusat menambahkan, masyarakat tidak perlu terpancing isu-isu tentang letusan G. Ibu. Masyarakat/pengunjung dan wisatawan tidak diperbolehkan untuk melakukan pendakian dan mendekati G. Ibu dalam radius 2 Km dari kawah. Jika terjadi hujan abu cukup deras masyarakat disarankan untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut karena abu vulkanik tersebut jika terhirup dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan, ujar Surono. Selanjutnya menurut Beliau hujan abu dapat merusak lahan tanaman namun dalam jangka waktu 1 hingga 2 tahun mendatang justru sebaliknya, dapat menyuburkan lahan tanaman, ujar Beliau.

Share This!