
Gempabumi Manokwari Tidak Menyebabkan Deformasi Bawah Laut
BANDUNG. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi Departemen ESDM menginformasikan, gempabumi yang mengguncang Manokwari, Provinsi Papua Barat pada 23 Oktober 2009 tidak mengakibatkan deformasi bawah laut laut sehingga tidak memicu gelombang tsunami.Gempabumi terjadi pada hari Jumat, tanggal 23 Oktober 2009, pukul 18:15:28 WIB. Berdasarkan informasi dari BMKG, pusat gempabumi berada pada koordinat 0,91?LS dan 134,18?BT, dengan magnitudo 6,0 SR pada kedalaman 23 km, berjarak 13 km Tenggara Manokwari. Sedangkan menurut USGS, pusat gempabumi berada pada koordinat 0,88?LS dan 134,10?BT, dengan magnitudo 5,8 SR pada kedalaman 35 km.Kondisi geologis wilayah terkena gempa (Kota Manokwari) didominasi endapan aluvium, batuan berumur kuarter dan batuan tersier yang telah terdeformasi secara kuat sehingga bersifat urai, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek getaran, sehingga rentan terhadap goncangan gempabumi.Menurut PVG, gempabumi ini memiliki mekanisme fokal sesar naik dengan arah baratlaut-tenggara dan arah gaya berasal dari timurlaut, dan kedalaman pusat episenter 35 km sehingga diperkirakan gempabumi ini berasosiasi dengan sesar aktif di bawah dasar laut di sebelah tenggara Manokwari.Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas Satlak PB dan Satkorlak PB. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempabumi dan tsunami. Gempabumi ini tidak menimbulkan tsunami, karena walaupun pusat gempabumi berada di laut namun diperkirakan tidak terjadi deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami.
Share This!