Hadapi Krisis Nias, MESDM: Kadang Korporasi Juga harus Berkorban

Thursday, 14 April 2016 - Dibaca 1880 kali

GUNUNG SITOLI - Listrik yang mati total di Pulau Nias beberapa hari ini mendapatkan perhatian khusus dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said. Untuk itu hari ini (14/4) Sudirman meninjau langsung PLTD idanoi yang menjadi pemasok listrik utama Nias bersama dengan Ketua Komisi VII DPR RI, Gus Irawan Pasaribu dan Direktur Bisnis Wilayah Sumatera PT PLN (Persero) Amir Rosidi.

PLTD Idanoi menghasilkan 10 MW listrik yang dieselnya disewa dari PT APR. PT APR juga mensuplai energi untuk PLTD Moawo 10 MW di Nias. Dari 2 (dua) PLTD Idanoi dan Moawo, PT APR mensuplai 20 MW listrik di Nias. Sedangkan total suplai listrik di Kepulauan Nias sebesar 26 MW. Sehingga ketika PT APR memberhentikan suplainya, lebih dari 90% Nias gelap gulita.

Dalam kunjungannya Sudirman mengungkapkan bahwa keadaan di Nias memang sudah sulit, apalagi tanpa listrik maka keadaan akan menjadi sulit. Maka dari itu keinginannya untuk meninjau Nias sangat besar "Sejak awal saya katakan kita mesti ke Nias, hanya masalah waktu. Sekaligus memonitor yang dikerjakan PLN," jelasnya.

Penanggulangan krisis listrik di Nias merupakan kerja keras dari berbagi pihak, baik dari PLN, Pemda, Pemangu kepentingan dan masyarakat. Sebagai aksi konkrit, PLN telah mendatangkan 46 genset milik PLN dari berbagai daerah. Selain itu PLN juga telah menyusun langkah-langkah strategis jangka pendek dan jangka panjang guna menghindari keadaan krisis terulang.

Hal pertama yang dilakukan PLN adalah melakukan pemulihan kemudian langkah berikutnya akan memasang genset yang dari langsa 8 MW. Selanjutnya PLN akan membangun pembangkit 25 MW yang mesinnya dari General Electric (GE), saat ini PLN sedang mengurus perijinannya termasuk amdalnya yang di prediksi akhir agustus bisa selesai. Keempat, PLN akan membangun transmisi mulai dari Gunung sitoli sampai teluk dalam, dilanjutkan dari gunung sitoli ke nias utara. Sehingga nantinya dari utara ke selatan akan tersambung. "Saya targetnya tahun 2017 akan selesai" ujar Amir Rosidi.

Melalui berbagai upaya yang telah dilakukan, Sudirman Said menghimabu seluruh warga Nias memberikan apresiasi terhadap pencarian solusi dan upaya pemulihan yang relatif cepat dilakukan oleh PLN "Kalau bapak ibu yang disini stres, saya kira yang lebih stres ada pegawai PLN yang disini ketika listrik mati" cetus Sudirman.

Sudirman Said dalam sambutannya didepan warga nias menjelaskan bahwa PLN memang korporasi yang kalau ada krisis ada perhotingan tertentu hitungan sehingga menangani krisis tidak bisa cepat. Namun Sudirman mengingatkan kembali bahwa PLN merupakan instrumen negara yang harus ada pengecualian pada daerah-daerah tertentu sehingga instrumen negara lebih dikedepankan dari pada korporasi. "Kadang Kadang korporasi harus berkorban", tandasnya. (KA)

Share This!