Hasil Pemeriksaan Kematian Ikan di Danau Ranau

Thursday, 2 June 2011 - Dibaca 5612 kali

BANDUNG - Laporan hasil pemeriksaan terjadinya kematian ikan secara tiba - tiba di Danau Ranau yang wilayahnya termasuk dalam kawasan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan Lampung Barat, sebagai berikut:1. PendahuluanDanau Ranau terletak pada posisi geografis 103o 55' 07'' BT; 4o 51' 59'' LS sampai 104o 01' 37'' BT ; 4o 58' 42'' LS. Danau ranau merupakan kaldera yang terbentuk dari proses vulkanisme gunungapi tua Danau Ranau. Zona depresi yang terbentuk akibat dari aktivitas pergerakan Sesar Sumatera yang membentuk morfologi Danau Ranau seperti sekarang.2. Lokasi dan Kronologis Kejadian Menurut informasi penduduk setempat, pada tanggal 04 April 2011 terjadi fenomena kematian ikan di Danau Ranau. Fenomena ini tidak menyeluruh di area danau melainkan hanya di sekitar area keluarnya mata air panas. Pada saat kejadian, air danau di lokasi matinya ikan berwarna putih susu dan berbau gas belerang. Air berwarna putih dan berbau gas belerang tersebut menyebar ke area sekitarnya karena terbawa arus/angin. Kejadian tersebut hanya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat.Fenomena ikan mati di Danau Ranau pernah juga terjadi dalam lima puluh tahun terakhir, yaitu pada tahun :1962 : menurut informasi Kepala Desa Simpang Sende, kejadian diawali oleh perubahan air danau secara total menjadi warna putih susu, semua ikan mati.1993 : fenomena kematian ikan mati berlangsung selama 3 bulan1995 : skala kejadian kecil, bau busuk tercium.1998 : skala kejadian besar, semua ikan mati. Menurut Kepala Desa Sugih Waras kejadian diawali dengan adanya air bergolak di danau Ranau sekitar Nahara selama setengah jam.3. Hasil Pemeriksaana. GeologiKompleks Danau Ranau disusun oleh batuan vulkanik yang merupakan hasil dari produk vulkanik tua yang berumur tersier, G. Kukusan, dan produk Danau Ranau yang ditindih secara tidak selaras oleh batuan vulkanik dari produk G. Seminung yang berumur kuarter. Bentuk depresi terbentuk akibat aktivitas sesar Sumatera yang membentuk lembah-lembah tektonik dan morfologi Danau Ranau. Luas permukaan Danau Ranau lebih kurang 127 km2. Struktur yang berkembang adalah sesar-sesar normal yang berarah timurlaut - tenggara (Sesar Talang Kedu, Sesar Kota Baru, Sesar Way Uluhan) dan berarah relatif Utara - Selatan (Sesar Lombok).Kompleks Danau Ranau merupakan daerah potensi panas bumi dengan indikasi adanya manifestasi hidrotermal berupa mata air panas yang muncul di kaki Gunung Seminung di tepian Danau Ranau.b. Geokimia Hasil pemeriksaan lapangan tanggal 16 - 19 April 2011 adalah :

  • Seluruh lokasi kejadian ikan mati berdekatan dengan 3 lokasi sumber mata air panas, yaitu mata air panas Kota Batu, mata air panas Ujung, dan mata air panas Way Wahid.
  • Tidak ditemukan ganggang yang mati dipermukaan danau.
  • Di lokasi kejadian tidak tercium bau gas belerang, air danau berwarna bening, dan ditemukan gelembung-gelumbung gas dari dasar danau disekitar sumber mata air panas dan temperatur air danau di sekitarnya terasa hangat, tidak ditemukan lagi ikan yang mati.
  • Pengukuran pH dan suhu air menunjukkan pH air danau 7,74 dengan suhu air 26,1 oC dan pH air panas 6,32 - 7,06 dengan suhu air 47,8 - 62 oC. Air sungai yang bermuara ke danau Ranau (input) memiliki pH 8,07 - 8,10 dan buangan air danau (output) mempunyai pH 7,86.
  • Hasil pemeriksaan gas ambien menunjukkan tidak terdeteksi keberadaan gas-gas yang berasosiasi dengan gas magmatik seperti CH4, CO2, CO, dan H2S di sekitar lokasi keluarnya mata air panas.
c. KegempaanHasil rekaman stasiun seismik selama 5 hari (16 - 20 April 2011) menunjukkan adanya aktivitas gempa mikro di sekitar Danau Ranau. Lokasi gempa berada pada garis sesar yang melintang sepanjang Danau Ranau pada arah tenggara - baratlaut masing-masing dengan kedalaman 0.6 dan 10 km dibawah permukaan danau. Lokasi ini berkelurusan dengan lokasi mata air panas Kota Batu.Sebelum terjadi fenomena kematian ikan Danau Ranau, tercatat kejadian gempa Bengkulu (Magnituda 5.1 SR) tanggal 29 Maret 2011 dengan lokasi sumber gempa berada sekitar 160 km sebelah barat Danau Ranau.4. Penyebab Kematian IkanPelepasan gas belerang (gas H2S) ke permukaan di sekitar mata air panas, kemudian menyebar ke segala arah sesuai dengan arus yang dominan pada saat itu. Keberadaan gas H2S terkait dengan adanya manifestasi panas bumi (hidrotermal) di sekitar mata air panas. Gas hidrotermal tersebut terperangkap dalam pocket selama waktu tertentu dan akan lepas ke permukaan setelah adanya tekanan karena adanya gangguan seperti goncangan gempabumi tektonik. H2S tersebut keluar melalui zona lemah yaitu titik keluarnya air panas. Kejadian Gempa Bumi Tektonik 5,1 SR di Bengkulu tanggal 29 Maret 2011 memicu peningkatan tekanan pada sesar di sekitar Danau Ranau. 5. Kesimpulan dan Rekomendasi
  1. Berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan, berupa lokasi kematian ikan yang berdekatan dengan sumber mata air panas, terciumnya bau belerang hingga radius 3 km (terbawa angin secara sektoral), tidak adanya ganggang yang mati, dan berubahnya warna air danau menjadi putih susu, maka dapat disimpulkan bahwa kematian ikan di Danau Ranau disebabkan oleh pelepasan gas belerang H2S ke dalam air danau yang menyebabkan berubahnya sistem kesetimbangan air danau.
  2. Tercatat adanya gempabumi mikro yang merupakan manifestasi dari aktivitas sesar di sekitar Danau Ranau. Tetapi gempabumi mikro ini tidak membahayakan dan tidak bersifat merusak.
  3. Masyarakat agar melakukan aktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu - isu yang tidak jelas sumbernya. Jika terjadi kembali fenomena kematian ikan, harap melaporkan kepada pemerintah daerah setempat.

Share This!