Hasil Penyelidikan Tim Tanggap Darurat Terhadap Gempabumi di Pulau Obi
BANDUNG. Untuk mendapatkan data yang akurat secara langsung dampak gempa yang mengguncang P. Obi, Kab. Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi Kementerian ESDM menurunkan Tim Tanggap Darurat (TTD), selain melakukan penyelidikan tim tersebut juga melakukan sosialisasi bencana gempabumi dan tsunami kepada masyarakat.Berdasarkan laporan yang terekam di pusat informasi BMKG dan USGS, gempabumi yang mengguncang P. Obi terjadi terjadi pada tanggal 14 Maret 2010, pukul 09:57:45 WIT. Kekuatan gempa tercatat sebesar 6,4 MW (USGS) atau 7,0 Skala Richter (BMKG). Pusat gempa terletak di kawasan Pantai Selatan P. Obi, Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara dengan lama gempa 412 detik.Penyelidikan TTD menyebutkan, penyebab gempabumi berasosiasi dengan sesar aktif yang mempunyai mekanisme sesar mendasar hingga ablique dengan komponen vertikal naik dengan arah relatif baratdaya-timurlaut dan arah kompresi maksimum relatif utara-selatan. Berdasarkan mekanisme gempabumi dan kedalaman gempa yang dikorelasikan dengan data tektonik yang berkembang di wilayah sekitar gempa maka besar kemungkinan gempabumi disebabkan oleh aktifitas sesar aktif mendatar Sorong-Taliabu yang melalui wilayah itu.Secara geografis kondisi wilayah terkena gempabumi sebagian besar tersusun oleh batu gamping terumbu dan endapan aluvial pantai dimana dibeberapa tempat batuan penyusunnya terdiri dari breksi dengan fragmen batu gamping sebagai komponennya. Sedangkan endapan pantai berupa pasir halus dengan fragmen koral dan cangkang kerang yang bersifat lepas dan tidak terkonsolidasi menyusun hampir diseluruh kawasan pantai wilayah bencana. Sifat-sifat tersebut telah meningkatkan efek guncangan gempabumi.Guncangan dan dampak gempabumi dirasakan di lima desa (Desa Kelo, Sum, Sosepe, Wool dan Bobol), dampak kerusakan diantaranya berupa rekahan pada permukaan tanah, longsoran kecil serta keretakan pada dinding rumah penduduk dan fasilitas umum seperti sarana pendidikan, peribadatan dan dermaga.Posisi wilayah Pulau Obi merupakan wilayah rawan gempabumi karena itu Tim Tanggap Darurat merekomendasikan agar sosialisasi tentang kebencanaan dan tsunami kepada masyarakat Pulau Obi lebih ditingkatkan, perlu dibuat zona kerawanan gempabumi dan tsunami dengan skala rinci di wilayah Pulau Obi dan sekitarnya untuk menunjang Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), selain itu juga perlu dibuat jalur evakuasi dan menentukan lokasi-lokasi pengungsian, jika sewaktu-waktu terjadi gempabumi yang diikuti dengan tsunami. (SF)
Share This!