Hemat Biaya BBM Rp 1,6 Triliun, PLN Tandatangani Pembangunan PLTMG Bangkanai 155 MW

Wednesday, 10 July 2013 - Dibaca 2745 kali

JAKARTA - Direktur Utama PLN, Nur Pamudji, Regional Director PT Wartsila Finlad Oy, Mr. Sushil Purohit dan Direktur PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, Harry Nugroho menandatangani kontrak Pembangunan PLTMG Bengkanai 155 MW, di PLN Kantor Pusat, Jakarta, Rabu (10/7/2013). Pembangunan konstruksi pembangkit listrik berbahan bakar gas ini membutuhkan waktu sekitar 15 bulan terhitung dari dimulainya kontrak efektif, dan diperkirakan PLTMG Bangkanai berkapasitas 155 MW sudah dapat memperkuat sistem kelistrikan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Kalselteng) paling cepat pada akhir tahun 2014.

Pembangunan proyek PLTMG ini sangat penting untuk memanfaatkan gas yang ada di Kalimantan Tengah. "Tidak ada yang menggunakan gas ini kecuali PLN. Gas yang ada sekarang 20 MMBTUD tapi 4 MMBTUD dipakai oleh perusahaan lain. Jadi hanya 16 MMBTUD yang diserap oleh PLN", jelas Nur Pamudji.

"Pada awalnya, PLN akan memakai gas sebagai pembangkit base load tapi kemudian akan digunakan sebagai pembangkit peaker. Jadi nanti kita akan membangun kapasitas tambahan untuk pembangkit ini dengan menggunakan volume gas yang tetap sama. Kita sudah menggunakan teknologi ini di Jawa Timur, di Pembangkit Listrik Grati, dimana kita menyimpan gas dengan menggunakan tabung CNG dan kita mampu menyimpan 16 MMSCFD gas ke dalam tabung CNG dan kita mampu mengoperasikan pembangkit selama 4 jam dengan kapasitas 300 MW. Dengan menggunakan volume gas yang kecil mampu membangkitkan listrik besar. Kita menyebutnya pembangkit peaker", terang Nur Pamudji.

Pola seperti ini terjadi di luar Jawa seperti di Kalimantan. Dengan beban pemakaian listrik pada siang hari yang hanya 50 hingga 60 persen dibanding malam hari. "Dengan kapasitas 155 MW ini belum bisa untuk menjadi peaker, jadi kita akan menambah kapasitas pembangkit nanti setelah pembangkit ini beroperasi. Mungkin dengan teknologi CNG mampu menambah kapasitas pembangkit mencapai 200 MW dengan penggunaan volume gas yang tetap sama. Ini merupakan cara efisien bila dilihat bahwa kebanyakan pembangkti di Kalimantan masih menggunakan batubara sebagai bahan bakarnya", pungkas Nur Pamudji.

Pembangunan konstruksi pembangkit listrik berbahan bakar gas ini membutuhkan waktu sekitar 15 bulan terhitung dari dimulainya kontrak efektif, dan diperkirakan PLTMG Bangkanai berkapasitas 155 MW sudah dapat memperkuat sistem kelistrikan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Kalselteng) paling cepat pada akhir tahun 2014.

Jika nanti PLTMG Bangkanai beroperasi, maka ada 4 sistem kelistrikan yang selama ini isolated (operasi terpisah), yaitu Muara Teweh (8 MW), Buntok (10 MW), Batu Licin (12 MW) dan Sampit (33 MW), akan interconnected (terhubung dengan sistem) dengan sistem Kalselteng.

Penggunaan BBM untuk 60 MW PLTD tersebut akan berganti dengan suplai listrik dengan bahan bakar gas. Potensi penghematan BBM solar yang akan didapat sebesar 245.000 kilo liter per tahun atau Rp 1,6 triliun per tahun. (SF)

Share This!