Hiposenter Gempabumi Bali Berada Pada Lempeng Eurasia
JAKARTA. Gempabumi berkekuatan 6,6 SR yang mengguncang Pulau Bali, Jumat dini hari (12/2), pukul 01:43:06 WIB, diperkirakan merupakan gempabumi intraplate dengan hiposenter berada pada Lempeng Eurasia. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG) Badan Geologi, Kementerian ESDM melaporkan, wilayah sekitar gempa disusun oleh endapan kuarter berupa endapan pantai, endapan aluvial, dan endapan rombakan batuan gunungapi. Endapan tersebut bersifat lepas, urai, unconsolidated, dan memperkuat efek goncangan (amplifikasi) sehingga rentan terhadap goncangan gempabumi.Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, gempa terjadi pada koordinat 10,11?LS-113,85?BT, atau 210 km barat daya Nusa Dua Bali. Dalam laporan BMKG disebutkan, pusat gempa cukup dangkal, terletak pada kedalaman 10 km, tetapi gempa tersebut tidak mengakibatkan kerusakan karena berjarak jauh di tengah laut. Gempa juga tidak menimbulkan tsunami karena meskipun pusat gempa berada di laut, namun diperkirakan tidak terjadi deformasi dasar laut yang dapat membangkitkan tsunami.Menurut informasi dari Pos Pengamatan Gunung Bromo, tercatat gempa terasa pada skala II MMI (Modified Mercalli Intensity) dengan amplitudo maksimum 37 mm berdurasi 255 detik. Sementara dari Pos Pengamatan Gunung Batur dilaporkan gempa terasa dengan MMI III (amplitudo maksimum 36 mm durasi 505 detik). Menurut BMKG, efek goncangan gempa dirasakan di wilayah Karangkates, Bali pada skala III-IV MMI, Denpasar, Badung dan Tabanan pada III MMI. Gempa dirasakan pula di Yogyakarta dan Lombok pada skala II MMI. Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan dan informasi dari petugas Satlak PB dan SATKORLAK PB, serta tidak terpancing dengan isu yang tidak bertanggung jawab tentang gempabumi dan tsunami. Gempabumi utama tidak menimbulkan bencana, walaupun begitu masyarakat diminta tetap waspada dengan kejadian gempabumi susulan yang diperkirakan berkekuatan lebih kecil. (KO)
Share This!