Hujan Abu Vulkanik Rutin Terjadi di Sekitar Gunung Ibu
JAKARTA. Hingga hari ini, Rabu (14/4), Gunung Ibu yang terletak di Kecamatan Ibu Utara Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara masih berstatus Siaga (Level III). Walaupun belum sampai level IV (Awas), di mana harus dilakukan evakuasi, masyarakat diminta agar tidak melakukan aktifitas pendakian dan mendekati kawah dalam radius 2 km.
Surono, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG) Kementerian ESDM di Bandung, menyatakan, sejak tahun 2007 Gunung Ibu meletus terus-menerus. Namun, letusannya hanya freatik atau di permukaan dan tidak membahayakan. Apalagi, permukiman warga jauh dari gunung api.
Gunung Ibu merupakan salah satu dari lima gunung api yang masih aktif di Provinsi Maluku Utara. Gunung yang mulai menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik sejak Maret 2008 ini, terakhir meletus tahun 1912.
Gangguan bagi warga, menurut Surono, hanyalah hujan abu yang bisa mematikan tanaman. Hujan abu lebat sering terjadi akibat aktivitas Gunung Ibu. Material yang berukuran halus (abu dan pasir halus) diterbangkan angin dan jatuh sebagai hujan abu yang arahnya tergantung dari arah angin. Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangat berbahaya bagi pernafasan, mata, pencemaran air tanah, rusaknya tumbuh-tumbuhan, dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asam sehingga mampu mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat.
Namun, abu vulkanik dalam waktu cepat akan menyuburkan tanah. Saat ini abu vulkanik tidak membahayakan manusia karena sering turun hujan. Abu tercuci air hujan sehingga tidak menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas.
Surono menghimbau masyarakat disekitar G.Ibu untuk tetap tenang tidak terpengaruh isu-isu tentang letusan Gunung Ibu. PVG akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Satlak PB dan Satkorlak PB) setempat. (KO)
Share This!