Kawasan Potensi Gempa Di Wilayah Indonesia

Wednesday, 16 March 2011 - Dibaca 6928 kali

BANDUNG. Indonesia merupakan salah satu bagian wilayah di dunia yang mempunyai sistem seismotonik yang tergolong rumit dengan frekuensi kejadian gempabumi cukup tinggi. Fenomena tersebut disebabkan posisi Indonesia terletak pada wilayah tumbukan (pertemuan) 3 (tiga) buah lempeng besar berukuran benua yang secara terus menerus bergerak. Ketiga lempeng aktif tersebut adalah Hindia-Australia, Pasifik dan Eurasia.Berdasarkan data yang terhimpun, diketahui bahwa gempabumi berkekuatan lebih besar dari 6,5 Skala Richter di permukaan (Ms) berpeluang besar menyebabkan deformasi di daratan maupun di dasar laut. Kenampakan deformasi yang terjadi dapat diamati secara langsung bila episenter gempabumi terjadi di daratan, sebagaimana teramati pada peristiwa Gempabumi Solor-Adonara (NTT) pada 25 Desember 1982 berkekuatan 6 Skala Richter yang menimbulkan patahan sepanjang +- 750 meter, serta adanya lajur retakan permukaan tanah sepanjang +- 1500 meter pada kejadian Gempabumi Liwa (Lampung) tahun 1994 dan ratusan meter patahan permukaan tanah akibat Gempabumi Kerinci (Jambi) tahun 1995.Dari peta frekuensi kejadian gempabumi berfokus dangkal dan bersifat merusak (Beca Carter Holling, 1979), tampak bahwa gempabumi berkekuatan ? 6 Ms berpeluang besar terjadi di kawasan P. Sumatera bagian barat, wilayah selatan P. Jawa, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan daratan P. Sulawesi. Sedangkan gempabumi berkekuatan ? 7 Ms dapat terjadi pada dasar lautan di lantai Samudera Indonesia dari mulai barat laut P. Sumatera menerus hingga ke sebelah barat Aceh, sekitar P. Nias, Kepulauan Mentawai, sekitar P. Enggano, Selat Sunda, sebelah selatan Jawa Timur, selatan dan utara Kepulauan Nusa Tenggara termasuk Laut Flores, Laut Sawu, Laut Banda, Laut Sulawesi dan perairan sebelah timur P. Sulawesi sampai ke bagian barat P. Halmahera. Selanjutnya gempabumi yang tergolong sangat besar berkekuatan ? 8 Ms dapat terjadi di kawasan Halmahera hingga Samudera Pasifik di utara Irian Jaya.Peristiwa gempa tersebut selain dapat merusak fasilitas infrastruktur yang dimiliki penduduk, juga akan merubah kondisi geologi/hidrogeologi secara cepat, misalnya penurunan debit mata air, berhentinya aliran mata air intrusi air laut kedalam air tanah dll. Hal tersebut disebabkan terbentuknya rekahan-rekahan pada batuan akibat gempa.Peristiwa gempa selain disebabkan oleh pergerakan lempeng, juga dapat disebabkan oleh aktivitas vulkanisme, atau kita kenal sebagai Gempa Vulkanik. Namun besarnya getaran dan penyebarannya tidak sehebat Gempa Tektonik.Sumber : Operasionalisasi Program Penanganan Bencana Alam Bidang Penataan Ruang, Badan Geologi Kementerian ESDM

Share This!