Kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi Terus Ditingkatkan

Tuesday, 28 June 2011 - Dibaca 7864 kali

JAKARTA - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Japan Bank International Corporation (JBIC) dan Deklarasi Kerjasama (Declaration of Cooperation/DoC) dengan Sumitomo dan Mitsui di kantor BPMIGAS, Jakarta, Selasa (28/6). MoU tersebut merupakan payung kerjasama dalam hal pertukaran pandangan, berbagi keahlian terutama dalam hal peluang bisnis yang terkait dengan gas alam. Sedangkan DoC adalah dasar untuk melakukan studi bersama dalam proyek pengembangan gas di Indonesia.Peningkatan kebutuhan energi yang diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang besar di Indonesia telah menjadikan pengamanan sumber gas alam untuk kebutuhan domestik sebagai isu yang mendesak dalam agenda nasional. Penandatanganan MoU dan DoC ini akan membantu Indonesia untuk meningkatkan kapasitas total pasokan gas Indonesia dengan memanfaatkan pengalaman dan keahlian dari perusahaan-perusahaan Jepang sebagai investor."Kami memiliki keyakinan bahwa JBIC, dengan pengalaman investasi jangka panjangnya di Indonesia, akan memainkan peran penting dalam meyakinkan investor Jepang untuk mengembangkan potensi besar yang dimiliki industri hulu minyak dan gas bumi Indonesia dalam bentuk pendanaan," kata Kepala BPMIGAS, R. Priyono, dalam sambutannya.Nobuyuki Higashi, Kepala Departemen Keuangan Asia Pasifik JBIC, mengatakan kerja sama akan memperkuat kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang dalam hal peningkatan kapasitas total pasokan gas alam Indonesia. Harapannya, pasokan gas alam yang stabil dapat tercapai untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik. "Kerjasama ini juga akan menguntungkan perusahaan-perusahaan Jepang yang akan berpartisipasi dalam usaha gas di Indonesia," katanya. MoU tersebut merupakan tindak lanjut dari Financial Policy Dialogue Framework yang dibentuk pada bulan Februari 2010 dan pertemuan yang diadakan pada Agustus 2010. Pemerintah Indonesia dan JBIC mempunyai pemahaman yang sama terkait pentingnya mengevaluasi bagaimana mengoptimalkan rantai pasokan secara menyeluruh, mulai dari eksplorasi hulu gas sampai distribusi hilir gas serta IPP dalam konteks "Rekonsiliasi Pertumbuhan Ekonomi dan Pelestarian Lingkungan". Kemudian pada saat itu disepakati untuk membentuk suatu kerangka kerjasama yang komprehensif dalam hal pengembangan gas alam dimana akan dibangun suatu model bisnis yang dapat mewujudkan rantai pasokan yang efisien."Dalam kerangka ini, proyek-proyek individual akan dipromosikan dalam pengembangan kapasitas pasokan gas, khususnya dari lapangan gas kecil dan menengah di Indonesia, dimana ide tersebut diusulkan oleh Mr. Hoshi, Deputi Presiden JBIC di dalam Infrastruktur Summit Kedua yang diadakan pada tahun 2006", kata Higashi.Priyono juga mengatakan bahwa bisnis model baru yang diperkenalkan ini akan mewajibkan seluruh investor dan kontraktor untuk mengimplementasikan teknologi state of the art dalam mengembangkan sumber gas di Indonesia agar dapat memenuhi permintaan yang terus meningkat dalam bentuk feedstock untuk industri dalam negeri. Dia berharap model bisnis ini akan menghasilkan dampak multiplier yang signifikan pada perekenomian domestik. Selain itu, menandakan fondasi yang kuat untuk hubungan yang saling menguntungkan antara Indonesia dan industri perbankan Jepang.Priyono juga menyambut baik peran Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Universitas untuk secara aktif terlibat dalam berbagai tahapan proyek."Saya percaya bahwa ini adalah arti sebenarnya dari pengembangan kapasitas nasional dalam bidang pengetahuan, bakat, teknologi serta kualitas barang dan jasa dalam negeri," kata Priyono. (SF)

Share This!